Saturday, November 9, 2024
spot_img
HomeSains TeknologiKesehatanHewan Wajib Berpuasa Sebelum Operasi? Inilah Alasannya

Hewan Wajib Berpuasa Sebelum Operasi? Inilah Alasannya

ilustrasi. (foto: dunia kucing)

Surabaya, – Pernahkah kamu mendengar hewan wajib puasa sebelum operasi dengan anestesi total. Dalam fase stadium dua anestesi sebelum bedah pasien akan mengalami eksitasi dan ketidaksadaran. Terjadi peningkatan gerakan peristaltik yang merangsang kejadian muntah. Ketika pasien dengan kondisi lambung penuh akan menyebabkan isi lambung naik atau yang dikenal dengan istilah refluks gastro-esofagus (GOR).

Menurut dokter hewan, Dr. Ira Sari Yudaniayanti, drh., MP., puasa hukumnya wajib dilakukan pada hewan sebelum prosedur anestesi total (general anesthesia) demi keamanan dan kelancaran operasi. Kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh hewan akan digantikan melalui infus. Jika lambung pasien masih terdapat makanan, maka dapat naik kembali ke tenggorokan.

“Bahayanya adalah terjadinya aspirasi paru, yang mana masuknya bahan makanan ke saluran pernapasan akan menyebabkan gangguan pernapasan,” ujarnya pada media ini.

Ira menambahkan bahwa aspirasi paru pada hewan tidak boleh disepelekan, karena dapat menyebabkan komplikasi serius. Seperti infeksi, pneumonia, dan kesulitan bernapas. Selain itu, makan sebelum operasi juga dapat menyebabkan mual dan muntah setelah operasi yang dapat berakibat fatal.

“Penggunaan sedasi menyebabkan organ dari hewan mengalami relaksasi. Termasuk pada organ yang bekerja pada sistem pencernaan,” imbuhnya.

Semua organ, lanjutnya, akan terelaksasi kecuali otak, jantung, dan paru-paru. Ketika hal tersebut terjadi, maka isi lambung hewan dapat naik kembali ke esophagus dan menyebabkan muntah. Dikhawatirkan terjadinya aspirasi paru yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Bila hewan diketahui makan dalam jumlah sedikit, maka jadwal tindakan dapat dimundurkan.

“Namun, bila makan dalam jumlah besar sebelum operasi maka sebaiknya diadakan reschedule dalam pelaksanaan tindakan operatif,” tegasnya.

Ira menyebutkan bahwa puasa bagi hewan dapat dimulai 6 hingga 8 jam sebelum operasi. Waktu puasa pra-operasi lebih bermanfaat karena masih terdapat cukup makanan di dalam lambung untuk menetralkan asam lambung. “Mencegahnya naik ke kerongkongan yang menyebabkan regurgitasi akibat anestesi,” tegasnya lagi.

Meskipun begitu, lanjut Ira, puasa bagi hewan berbeda-beda berdasarkan jenis, ras, umur, dan jenis operasi. Seperti pada kitten dan puppy hanya dianjurkan berpuasa 1 hingga 2 jam sebelum operasi. Ferrets hanya perlu puasa 4 jam sebelum operasi, tikus 1 jam sebelum operasi. Sementara kelinci dan guinea pigs tidak perlu melakukan puasa sebelum operasi.

“Puasa akan lebih panjang bagi hewan yang memiliki histori regurgitasi, breed, dan konsumsi pakan. dry food akan lebih sulit dicerna dibanding wet food,” sebutnya.

Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan Unair, Dr. drh. Ira Sari Yudaniayanti, M.P. (foto: ist)

Pemberian minum pada hewan sebelum operasi, lanjut Ira, tidak memiliki pengaruh seburuk pemberian makan sebelum operasi. Hewan harus benar-benar dipuasakan dari minum dan makan setidaknya 2 jam sebelum melakukan prosedur operasi.

“Klien harus selalu ikuti anjuran dan arahan dokter hewan,” pintanya.

Hewan, lanjut Ira, boleh makan setelah operasi ketika hewan sudah sadar penuh yang ditandai hewan sudah bisa posisi sternal recumbency dan kepala sudah bisa tegak.

“Kita bisa rangsang dulu dengan memberikan minum untuk tes reflek menelan,” ujarnya.

Selanjutnya, kata Ira, makanan boleh diberikan dalam jumlah sedikit dan berbentuk lunak terlebih dahulu. Hal itu bertujuan memberikan kesempatan pencernaan untuk beradaptasi setelah beberapa periode mengalami relaksasi selama prosedur anestesi. Dikuatirkan akan terjadi muntah karena pencernaan belum normal dari reaksi obat anestesi.

“Dalam waktu 24-48 jam sebaiknya makanan diberikan dalam porsi sedikit tapi frekuensinya sering, bisa 3-4 kali makan dalam 1 hari. Jangan langsung dalam porsi besar,” paparnya.

Asupan makanan yang cukup, tegas Ira, merupakan kunci penting untuk mencapai status gizi yang optimal pasca operasi.

“Nutrisi cukup akan mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kekebalan tubuh, dan memastikan hasil pasca operasi yang lebih baik,” pungkas wanita yang merupakan Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga itu.

(khefti/rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular