Saturday, April 20, 2024
HomePolitikaFahd BAPERA: Jokowi Dan Prabowo Adalah Contoh Negarawan!

Fahd BAPERA: Jokowi Dan Prabowo Adalah Contoh Negarawan!

Ketua Umum DPP BAPERA Fahd El-Fouz A Rafiq. Ia mengatakan Indonesia punya sejarah panjang mengenai persatuan dan saat ini telah dicontohkan dengan apik oleh dua negarawan yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. (foto: istimewa)

LOMBARDIA – Ketua Umum DPP BAPERA Fahd el-Fouz A Rafiq mengatakan bahwa jika Mesir punya Piramida, Italia punya Menara Pisa, Indonesia punya Borobudur bahkan piramida yang sampai tertutup tanah dan pohon pyramid kuno yang disebut situs Gunung Padang.

“Berdasarkan hasil penelitian, terungkap jika situs megalitikum ini dibangun pada tahun 5200 sebelum masehi (SM) yang artinya lebih tua dari Piramida di Mesir,” imbuhnya.

Bagi Fahd, semangat yang dibangun bangsa Indonesia dibuat oleh raja-raja yang kemudian bersatu demi Indonesia.

“Bayangkan yang dikorbankan bukan tanah satu meter akan tetapi satu daerahnya demi kebersamaan dan persatuan Indonesia terwujud,” ungkapnya.

Mantan Ketum PP AMPG itu melanjutkan bahwasanya mulai Raja Jogja, Solo, Cirebon, Lombok, Banjar, Bone, Banten, Aceh, Kutai dan raja-raja Nusantara lainnya menegaskan bahwa bersatunya mereka membuat bangsa baru bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

“Jadi hebat para sesepuh kita dahulu itu. Ada sekumpulan orang-orang besar dan bangga mengatakan Kami Atas Nama Bangsa Indonesia. Maka dari itu untuk mengukur bangsa Indonesia, kita harus mundur ke belakang dimana bangsa ini bukan sesuatu yang sederhana dan tiba-tiba menjadi seperti ini,” tegasnya.

Fahd menceritakan, sebelum perang agama ada di negara lain, ratusan tahun yang lalu di Nusantara sudah ada perang besar sekitar tahun 800 antara wangsa Sanjaya yang Hindu dengan wangsa Syailendra yang Budha. Wangsa Sanjaya dipimpin Garung dan wangsa Syailendra dipimpin oleh Balaputera Dewa. Lalu ada Panukuh (Gunadharma) pergi ke India belajar ilmu arsitektur akhirnya dimenangkan oleh wangsa Syailendra (Budha).

Jadi, lanjut Fahd, Candi Sambarabudhura yang Budha ternyata arsiteknya orang Hindu. Dimana Panukuh membangun candi anaknya Raja Samaratungga, Pramudawardhani, yang ia cintai padahal bapaknya anti Hindu tapi anaknya jatuh cinta sama orang Hindu dan akhirnya dinikahkan antara anak raja Budha dengan orang Hindu. Akhirnya Panukuh mendapat gelar Rakai Pikatan. Di lain sisi, yang Hindu dibikinkan candi bernama Prambanan dibawah asuhan Loka Pala anaknya Rakai Pikatan dan akhirnya bangsa ini rukun.

“Dari cerita di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mari sudahi konflik politik yang mengusung kebencian antar etnis, suku dan agama karena perbedaan itu biasa, jangan terlalu serius, khawatirnya nanti anak-anak kita saling jatuh cinta. Hebatnya bangsa Nusantara itu mampu menyatukan sesuatu yang  berbeda,” paparnya.

Sejarah lain yang diceritakan Fahd adalah, Sriwijaya di Palembang yang menjadi besar tanpa perang agama, kemudian kemunculan Kerajaan Singasari yang tidak lagi ribut soal agama maka keduanya juga besar.

Ada pula Majapahit, semuanya saling rukun saling jaga. Yang Hindu jaga Budha yang Budha jaga Hindu. Dirukunkan oleh pujangga besar, Empu Tantular yang menulis Kitab Sutasoma.

“Di kitab Sutasoma itu ada kalimat yang kita kenal bersama yaitu Bhineka Tungga Ika. Jadi kerukunan bangsa ini sudah ada sejak zaman dahulu,” tegasnya.

Maka dari itu jangan disalahkan kalau ada ormas jaga gereja, ada pecalang jaga masjid jangan disalahkan karena itulah warisan asli bangsa Indonesia.

“Ketika Islam datang ke Nusantara ada pelajaran-pelajaran yang sudah jadi di bumi Nusantara, di sana diajarkan wala yahuddu ala toamil miskin, disini sudah ada mangan ora mangan ngumpul,” tegasnya lagi.

Untuk konteks saat ini, Fahd mengapresiasi pembelajaran yang luar biasa dari dua orang negarawan yakni Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang ternyata setelah kontestasi politik yang begitu keras pada pemilu 2019 mampu bersama dan keduanya menjadi negarawan demi membangun Indonesia.

“Apa yang dilakukan oleh beliau berdua adalah penyelesaian perbedaan politik yang luar biasa. Memilih bersama dan bersatu demi Indonesia. Ini yang patut dicontoh oleh kita semua dan generasi selanjutnya,” tandasnya mengakhiri keterangan.

(asw/bus/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular