Madiun, – Mungkin galon bekas air minum kemasan merupakan barang yang tidak berguna atau bahkan sampah bagi sebagian orang. Namun tidak bagi prajurit TNI AD yang satu ini. Serda Adhi Kurniawan yang kesehariannya berdinas di Korem 081/DSJ berhasil memanfaatkan limbah plastik itu menjadi media untuk budidaya berbagai jenis sayuran, mulai dari cabai, terong, sawi, kangkung, bawang merah.
Di lahan seluas 0,5 hektar yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya di Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, ia bersama warga lainnya juga melakukan budidaya ikan nila.
Adhi menyebut, lahan yang dimanfaatkannya budidaya pertanian dan perikanan itu awalnya merupakan lahan tidur milik tetangganya.
“Dulunya lahan ini dibiarkan terbengkalai yang banyak semak belukar. Kemudian saya bersama warga di sini berembuk untuk memanfaatkannya. Alhamdulillah setelah kami sampaikan ke pemiliknya, beliau memberikan izin,” kata Adhi ditemui di lokasi, Sabtu (22/6/2024).
Adhi pun menyebut, upaya yang dilakukannya itu juga berawal dari perintah Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak untuk memperkuat ketahanan pangan dan berguna bagi masyarakat di sekelilingnya.
Ditanya tentang modal, ia mengungkapkan berasal dari swadaya masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
“Untuk modal dan biaya operasional kami warga di sini iuran sukarela. Karena kami juga butuh untuk beli bibit-bibit tanaman, ikan, membuat kolam ikan, hingga galon-galon yang sebagian kami beli dari tempat-tempat kos dan toko-toko di sekitar sini,” jelasnya.
Benny, salah satu warga di sana, menyambut baik dan merasa terbantu dengan adanya lahan ketahanan pangan tersebut.
“Tentu kami sangat terbantu, karena ini sangat bermanfaat bagi warga di sini. Khususnya ibu-ibu kalau butuh sayuran atau cabai bisa langsung memetiknya sendiri,” bebernya.
Ia juga berharap, lahan ketahanan pangan itu ke depannya juga dimanfaatkan sebagai tempat edukasi bagi masyarakat dan anak-anak sekolah tentang pemanfaatan lahan tidur untuk budidaya pertanian dan perikanan. “Syukur-syukur bisa jadi semacam tempat agro wisata,” katanya.
(arwang/rafel)