Friday, October 4, 2024
spot_img
HomePendidikanBelajar Hukum Dan Bisnis, Mahasiswa Ini Ungkap Atmosfer Belajar Kampus Indonesia dan...

Belajar Hukum Dan Bisnis, Mahasiswa Ini Ungkap Atmosfer Belajar Kampus Indonesia dan Prancis

Mahasiswa Fakultas Hukum Unair, Alexander (belakang) berfoto bersama teman-temannya peserta program study outbound IISMA di Grenoble Ecole de Management, Prancis. (foto: dokumentasi pribadi)

SURABAYA – Indonesian International Student Mobility Awards (ISMA) merupakan salah satu program pemerintah yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar selama satu semester di kampus luar negeri. Menjadi peserta IISMA menjadi suatu kebanggaan tersendiri, terutama bagi Alexander, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

Melalui IISMA, Xander -sapaan akrabnya- berkesempatan mengikuti study outbound di Grenoble Ecole de Management, Prancis. Xander telah memulai perkuliahan sejak Agustus 2023 dan akan berlangsung hingga Desember 2023 mendatang.

Xander memilih program studi di bidang bisnis dan managemen. Walaupun kampus tujuannya memiliki rumpun keilmuan berbeda, Xander mengungkapkan bahwa kombinasi keilmuan bisnis dan hukum sesuai dengan rencana karir impiannya.

“Materi pembelajaran di sini adalah materi yang belum pernah saya belajar secara spesifik. Dalam hal ini, saya mempelajari terkait dengan Corporate Social Responsibility dan French Business and Culture atau tentang kebiasaan orang Prancis dalam berbudaya dan berbisnis,” tuturnya.

“Saya berencana untuk menjadi corporate lawyer di Indonesia. Tentu menjadi seorang corporate lawyer akan sangat memerlukan pengetahuan dan pemahaman terkait dengan dasar-dasar atau praktik bisnis. Saya berharap pemahaman saya dari ilmu akademik yang saya dapat selama belajar di program ini dapat membantu karir saya kedepannya,” imbuh Xander.

Lebih lanjut ia juga mengungkapkan bahwa kampus tujuannya memiliki standarisasi penilaian yang berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, beberapa mata kuliah di Grenoble Ecole de Management tidak memberlakukan final exam seperti kampus umumnya.

“Penilaian utama adalah partisipasi dan kontribusi di dalam kelas, sehingga menciptakan atmosfer pendidikan yang aktif, di mana mahasiswa akan membaca materi sebelum perkuliahan agar dapat berkontribusi dalam diskusi,” ujarnya.

Berkesempatan merasakan atmosfer studi di Prancis tentu memberikan banyak sekali manfaat untuk Xander. Salah satunya adalah dapat mempelajari bahasa Prancis dengan native speaker secara langsung. Selain itu, Xander juga mendapatkan  kesempatan untuk berjejaring dengan mahasiswa asal negara lain dan mempelajari culture diversity dari peserta lain.

“Memahami berbagai bentuk dan keunikan budaya-budaya dari negara asing. Tentu hal ini akan memberikan saya pemahaman lebih untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sehingga dengan mengetahui bagaimana harus bersikap di lingkungan yang berbeda, saya berharap hal tersebut dapat membantu mengembangkan soft skill saya seperti kemampuan beradaptasi yang tentunya sangat krusial di dunia pekerjaan atau karir kedepannya,” curah Xander.

Bukan hal yang mudah bagi Xander untuk beradaptasi di lingkungan baru. Terlebih lagi, tidak banyak warga lokal yang berbahaya Inggris. Sehingga, Xander harus terbiasa untuk menggunakan bahasa Prancis pada setiap awal percakapan.

“Saya mencoba belajar bahasa setempat agar dapat berkomunikasi lebih efektif dan menambah keakraban dengan warga sekitar. Namun juga penting untuk memahami nilai-nilai, norma, dan tradisi budaya lokal,” pungkasnya.

Dalam hal ini, Xander mencoba melibatkan diri dengan membaca, berbicara dengan penduduk lokal agar dapat memahami culture mereka, serta mempraktekkan toleransi untuk menghormati budaya satu sama lain.

(pkip/mar/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular