Thursday, December 18, 2025
spot_img
HomeEkonomikaArcandra Tahar: Konflik Iran-Israel Guncang Harga Minyak, Energi Kini Jadi Senjata Geopolitik

Arcandra Tahar: Konflik Iran-Israel Guncang Harga Minyak, Energi Kini Jadi Senjata Geopolitik

ilustrasi. (gambar: Cakrawarta)

JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Ketegangan terbaru antara Israel dan Iran bukan sekadar konflik militer, tetapi juga ancaman serius terhadap ketahanan energi global. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, menilai bahwa konflik ini sekali lagi menegaskan peran strategis energi sebagai alat tawar geopolitik.

“Energi, terutama minyak dan gas, bukan hanya soal ekonomi. Ia bisa menjadi senjata dalam pertarungan global,” kata Arcandra dalam keterangannya, Senin (23/6/2025)..

Sejak serangan Israel ke Iran pada 13 Juni 2025, harga minyak mentah dunia langsung melonjak. Minyak Brent naik dari USD 65 menjadi USD 73 per barel hanya dalam beberapa hari. Kenaikan ini terjadi bukan karena perubahan drastis dalam suplai dan permintaan, melainkan karena persepsi pasar global yang memproyeksikan gangguan terhadap rantai pasok energi.

“Volatilitas harga minyak saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh persepsi, bukan data real-time,” ujar Arcandra.

Arcandra mengingatkan bahwa jika konflik bereskalasi dan mengganggu infrastruktur migas, dampaknya akan sangat signifikan. Saat ini Iran memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak per hari, dengan 2 juta barel diekspor. Bila serangan merusak fasilitas produksi dan pengolahan, setidaknya 3% suplai minyak global bisa terganggu.

Yang lebih mengkhawatirkan, sekitar 20% ekspor minyak dunia dan LNG melewati Selat Hormuz, jalur laut vital yang bisa saja ditutup oleh Iran.

“Jika selat ini ditutup, spekulasi bahwa harga minyak bisa menembus USD 90 per barel sangat masuk akal,” ungkapnya.

Arcandra mengajak negara-negara pengimpor minyak, termasuk Indonesia, untuk segera memitigasi risiko terburuk, terutama dalam mengamankan rantai pasok energi.

Tak banyak yang tahu, kata Arcandra, bahwa Israel juga merupakan produsen gas yang cukup signifikan. Lapangan gas Leviathan, Lamar, dan Karish menyuplai energi domestik dan diekspor ke negara tetangga seperti Yordania dan Mesir.

Namun akibat konflik, Israel telah menghentikan operasi lapangan-lapangan gas tersebut. Dampaknya, Mesir kini kehilangan sekitar seperenam pasokan gasnya, yang selama ini diimpor dari Israel.

Geopolitik Energi, Lebih dari Sekadar Supply dan Demand

Arcandra menekankan bahwa konflik ini menunjukkan bahwa energi adalah instrumen kekuasaan. Mengutip buku klasik The Prize karya Daniel Yergin, Arcandra menyebut bahwa minyak dan gas kerap digunakan sebagai alat tekan dalam diplomasi global.

Sebagai contoh, Arab Saudi pernah melakukan embargo minyak terhadap AS pada tahun 1973, yang memicu krisis energi dan mendorong AS membangun Strategic Petroleum Reserve (SPR).

Arcandra Tahar, eks Menteri ESDM. (foto: Istimewa)

“Pertanyaannya sekarang, apakah Indonesia juga punya mekanisme sekuat SPR? Atau kita butuh strategi baru yang lebih efisien dan tidak mahal?” tanya Arcandra.

Lebih lanjut, Arcandra mendorong wacana transisi energi bukan sekadar karena tren global, tetapi sebagai bagian dari strategi ketahanan nasional.

“Kalau kita bicara ketahanan energi, maka harus mulai bicara serius soal energi terbarukan. Bisa tidak dia jadi cadangan strategis kita yang lebih murah dan lebih aman?” ujarnya.

Menurutnya, konflik Iran-Israel adalah pengingat keras bahwa ketahanan energi tidak bisa hanya ditopang oleh produksi, tetapi juga oleh pengamanan rantai pasok dan diversifikasi sumber energi.

Arcandra pun menegaskan bahwa semua pihak, baik pemerintah, BUMN, swasta, maupun masyarakat, harus mulai melihat energi sebagai bagian dari kedaulatan bangsa.

“Kita tak cukup hanya cari minyak. Kita harus mampu menjaga, mengelola, dan membela seluruh rantai pasoknya. Karena energi bukan sekadar komoditas, tapi soal kedaulatan dan masa depan negara,” pungkasnya.(*)

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular