Sunday, September 8, 2024
spot_img
HomeGagasanArah Dukungan Rizieq, Anies Batal Maju, Ridwan Kamil Lawan Kotak Kosong?

Arah Dukungan Rizieq, Anies Batal Maju, Ridwan Kamil Lawan Kotak Kosong?

Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dikabarkan resmi mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024. Tidak lama setelahnya, isu Ridwan Kamil akan melawan kotak kosong santer beredar. KIM Plus dikabarkan akan merangkul partai politik yang akan mengusung Anies Baswedan. Jika terjadi, Anies dipastikan gagal maju di Pilkada Jakarta 2024 karena tidak memiliki partai pengusung atau tidak cukup kursi untuk diusung.

Apalagi, sebelum Partai Gerindra memutuskan mendukung Ridwan Kamil, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad bertemu dengan Habib Rizieq Shihab, pada Minggu (4/8/2024). Pertemuan itu mendapat banyak pemberitaan, ada berbagai tafsiran atasnya.

Seperti yang diduga, pertemuan itu dinilai sebagai upaya untuk melemahkan Anies Baswedan. Pada Pilkada Jakarta 2017 lalu, Habib Rizieq Shihab adalah salah satu tokoh sentral pendukung Anies Baswedan, lautan massa bergerak dibawah komandonya. Tidak sedikit yang mengatakan kalau kemenangan dramatis Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2017 berkat dukungan Habib Rizieq Shihab. Bagaimana tidak, elektabilitas Anies Baswedan tidak pernah mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok waktu itu. Namanya bahkan baru muncul di akhir-akhir.

Namun, penulis kira ada perbedaan yang cukup signifikan antara kondisi Habib Rizieq Shihab saat ini dengan Pilkada Jakarta 2017. Kala itu Habib Rizieq Shihab menjadi simbol solidaritas, yang mana itu membuatnya dapat mengumpulkan ratusan ribu massa. Sedangkan saat ini, ketokohan Habib Rizieq Shihab nampak sudah mulai memudar. Ini terbukti dengan tidak banyaknya pergunjingan terhadap pertemuan Sufmi Dasco Ahmad dengan Habib Rizieq Shihab.

Pada munculnya isu kotak kosong, penulisw melihat isu ini adalah pengulangan trik pada Pilpres 2024. Waktu itu ada banyak isu kalau koalisi pengusung Anies Baswedan akan digembosi. Partai NasDem, PKS, dan PKB kabarnya dilobi untuk melepas dukungan. Tapi pada ujungnya Anies Baswedan tetap melenggang mulus maju di Pilpres 2024.

Trik seperti ini dikenal dengan istilah political bluffing atau gertakan politik. Isu Ridwan Kamil akan melawan kotak kosong adalah gertakan kepada partai pengusung Anies Baswedsan. Seolah ingin dikatakan kalau mereka bisa saja digembosi. Trik ini juga bertujuan untuk membuat kesan kalau koalisi pengusung Anies Baswedan tidak solid. Sedang dibuat persepsi kalau KIM Plus adalah koalisi yang begitu kuat.

Dalam studi perang, pembentukan persepsi semacam itu sebenarnya menunjukkan ketakutan. Elektabilitas Anies Baswedan konsisten nomor satu. Sebagai petahana, popularitas Anies Baswedan juga sedang tinggi-tingginya karena maju sebagai kandidat presiden di Pilpres 2024.

Dengan kata lain, penulis menangkap ada ketakukan dari KIM Plus sehingga muncul narasi-narasi semacam itu. Kalau mereka yakin koalisinya dan Ridwan Kamil begitu kuat, seharusnya menggunakan narasi “ajak berduel”. Misalnya dengan mengatakan Anies Baswedan akan dikalahkan Ridwan Kamil atau sebagainya.

Lagipula, jika melihat respon PDIP, yang dengan tegas dikatakan kalau di daerah strategis, khususnya Jakarta tidak mungkin melawan kotak kosong. Jakarta adalah pusat ekonomi dan pusat politik secara de facto. Semua partai politik ingin berkuasa di Jakarta. Ini kan menjadi tidak masuk akal ketika partai melepas dukungan dari Anies Baswedan yang merupakan kandidat terkuat di Pilkada Jakarta 2024 kali ini. Kita akan melihat semuanya dalam beberapa waktu ke depan.

MUSFI ROMDONI

Analis sosio-politik Institute for Security and Strategic Studies (ISESS)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular