Monday, December 8, 2025
spot_img
HomeSosokAlumnus FKM Unair Ini Buktikan Srikandi Lokal Bisa Wujudkan Mimpi Skala Global

Alumnus FKM Unair Ini Buktikan Srikandi Lokal Bisa Wujudkan Mimpi Skala Global

Dwi Alifatul “Mia” Himiyah saat momen kelulusan studi S2 dirinya dari Imperial College London, Inggris pada 2022 lalu. (foto: dokumen pribadi)

Surabaya, – Perjuangan Kartini untuk menyamaratakan akses dan peluang pendidikan bagi kaum perempuan seolah panen di abad k-21 ini. Kini, telah banyak perempuan mampu tidak hanya mengakses pendidikan tetapi berkarier di banyak tempat baik di tingkat lokal hingga nasional bahkan internasional. Universitas Airlangga (Unair) sebagai bagian dari institusi pendidikan pun telah banyak melahirkan alumni perempuan yang mampu memberikan perannya secara setara pada bangsa dan negara. Salah satu dari alumni perempuan Unair itu adalah Dwi Alifatul Himiyah, perempuan muda yang juga bercita-cita meraih pendidikan setinggi mungkin seperti Kartini.

Yah, Mia -sapaan akrabnya- merupakan srikandi asal Jawa Timur yang semula nampak seperti “gadis pingitan” ini, saat ini justru menjelma menjadi perempuan Indonesia tangguh yang berkarier di level nasional dengan segudang aksi dan prestasi global.

Mia, dalam wawancara khususnya dengan media ini, Jumat (18/10/2024) mengatakan bahwa dirinya tidak pernah membayangkan akan bisa berkuliah jauh-jauh di luar Jawa Timur. Karena itulah, awal kuliah dia memilih Unair, karena memang tak pernah kemana-mana sendiri meskipun memiliki cita-cita untuk berpendidikan tinggi.

“Alasan utama (kuliah di Unair, red.) adalah karena lokasi. Sebagai anak yang tidak pernah kemana-mana sendiri, saya tidak pernah membayangkan kuliah jauh-jauh di luar Jawa Timur,” ujar perempuan muda asal Kabupaten Jombang ini.

Gadis ini pun kemudian memilih Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) karena memang sejak sekolah lebih tertarik dengan isu-isu kesehatan dan ingin berkarier di dunia kesehatan.

“Tapi saya sadar diri bahwa keterampilan tangan ini kurang mendukung untuk profesi dokter serta tergolong orang yang “jijikan”. Jadilah saya mengambil jurusan kesehatan yang tidak terlalu banyak elemen praktikum dengan tubuh manusia dan pilihan jatuh ke FKM, yang mungkin tanpa gelar SKM saya tidak bisa sampai di titik saat ini,” papar Mia menambahkan.

Jadi Delegasi RI Di Forum Global Hingga Raih Beasiswa LPDP

Pasca lulus dari FKM Unair, Mia memaparkan bahwa dirinya langsung mencoba mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan diterima di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kantor pusat. Berkarir selama lebih dari satu dekade di Kementerian Kesehatan itulah dirinya berkesempatan berinteraksi dan bertukar pikiran dengan pimpinan-pimpinan di Kementerian Kesehatan dan bahkan studi lanjut di Inggris serta segudang pengalaman internasional di berbagai negara sebagai delegasi Kemenkes RI.

Dwi Alifatul “Mia” Himiyah bersama delegasi RI lainnya dalam forum dunia beberapa waktu lalu. (foto: dokumen pribadi)

“Selain berkesempatan berdiskusi dan bertukar pengalaman dengan para pimpinan, saya juga beberapa kali menghadiri pertemuan-pertemuan internasional di berbagai negara dan forum sebagai delegasi (kemenkes) RI. Pada tahun 2021-2022, saya menempuh studi S2 di Imperial College London, Inggris dengan beasiswa LPDP dan memperoleh gelar Master of Public Health (MPH),” kisah Mia.

“Saat ini saya dipercaya sebagai Ketua Tim Kerja Kebijakan Kesehatan Multilateral yang menangani kerja sama Kementerian Kesehatan dengan berbagai lembaga PBB dan non PBB,” imbuhnya.

Salah satu aksi Dwi Alifatul “Mia” Himiyah dalam sebuah forum kesehatan dunia beberapa waktu lalu. (foto: dokumen pribadi)

Mia menegaskan bahwa selama perkuliahan di FKM Unair adalah dirinya banyak mendapatkan materi atau kuliah dari semua peminatan hingga semester 6, sehingga bisa memiliki perspektif yang luas dari berbagai keilmuan kesehatan masyarakat (public health) dan itu membuatnya semakin suka pada FKM Unair.

“Dulu saya mengambil peminatan Epidemiologi untuk skripsi saya di semester 7 dan 8 yang tentunya relevan dengan program-program teknis di tempat saya bekerja. Namun saya juga mendapatkan ilmu-ilmu terkait kebijakan kesehatan yang mendukung tugas saya sehari-hari sebagai Analis Kebijakan,” tegas Mia.

Jangan Takut Bermimpi!

Berangkat dari gadis lokal dengan karier di level nasional hingga saat ini menangani banyak isu kesehatan dalam skala global, Mia menegaskan bahwa sejak muda kita tidak boleh takut bermimpi, apalagi mimpi tidak berbayar. Sehingga berharap pada mahasiswa yang kini tengah aktif berkuliah untuk terus menyemai mimpi dan memanfaatkan waktu perkuliahan sebaik mungkin.

Dwi Alifatul “Mia” Himiyah bersama koleganya berkesempatan berfoto bersama Direktur Jenderal badan kesehatan dunia WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada forum kesehatan dunia beberapa waktu lalu. (foto: dokumen pribadi)

“Jangan pernah takut bermimpi karena mimpi itu gratis. Wujudkan dan buktikan bahwa kita bisa. Bekali diri dengan berbagai kemampuan saat masih kuliah, termasuk kemampuan bahasa asing. Manfaatkan sebaik mungkin masa-masa studi untuk menimba ilmu dan pengalaman serta berjejaring,” tandas Mia mengakhiri keterangan.

(rafel/rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular