Wednesday, October 8, 2025
spot_img
HomeSosial BudayaKemanusiaanAir Mata Ikhlas di Al-Khoziny: Keluarga Santri Kembalikan Santunan, Hanya Ingin Ridho...

Air Mata Ikhlas di Al-Khoziny: Keluarga Santri Kembalikan Santunan, Hanya Ingin Ridho Kiai

Abdul Fattah mengembalikan santunan dari pihak keluarga pesantren untuk almarhum adiknya Muhammad Soleh yang wafat dalam insiden Musola Ambruk di Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo beberapa waktu lalu. (foto: Al-Khoziny for Cakrawarta)

SIDOARJO, CAKRAWARTA.com – Isak tangis masih terdengar di Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Di tengah duka mendalam akibat runtuhnya mushala pesantren putra pada Senin (29/9/2025), terselip kisah haru tentang ketulusan hati yang membuat banyak orang terenyuh.

Adalah keluarga almarhum Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22), santri asal Tanjung Pandan, Belitung, yang menjadi salah satu korban wafat. Pihak pesantren melalui Dewan Pengasuh, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib atau Kiai Mamad, menyerahkan santunan duka serta biaya pemulangan jenazah sebagai bentuk kepedulian dan rasa belasungkawa.

“Kami sangat berduka. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena ia meninggal saat shalat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu,” tutur Kiai Mamad dengan suara lirih, Selasa (30/9/2025).

Namun, momen penuh haru terjadi ketika santunan itu justru dikembalikan oleh Abdul Fattah, kakak kandung Sholeh. Dengan mata berkaca-kaca, ia menuturkan bahwa keluarga tidak ingin menerima santunan, melainkan hanya berharap doa dan ridho dari para kiai serta guru di pesantren.

“Kami berterima kasih atas perhatian pesantren. Tapi kami memilih tidak menerima santunan itu. Kami hanya ingin ridho dan doa dari kiai serta guru, agar menjadi keberkahan bagi almarhum Sholeh dan keluarga kami yang ditinggalkan,” ucap Abdul Fattah dengan penuh keikhlasan.

Keputusan itu membuat suasana makin syahdu. Bagi keluarga Sholeh, ridho kiai jauh lebih berharga daripada materi. Ikatan batin antara santri, kiai, dan pesantren kembali terlihat begitu kuat yang mengajarkan tentang sebuah keteladanan tentang makna pengabdian dan cinta yang tak ternilai.

Sementara itu, tim SAR gabungan masih terus berjibaku melakukan evakuasi korban yang tertimbun reruntuhan mushala. Hingga Selasa (30/9/2025) malam, 120 santri berhasil dievakuasi, sementara tiga santri tercatat wafat, yakni Maulana Alfian Ibrahim (Surabaya), Mochammad Mashudulhaq (Surabaya), dan Muhammad Sholeh (Bangka Belitung).

Di balik musibah yang menorehkan luka mendalam ini, keluarga Sholeh mengajarkan arti sejati dari keikhlasan bahwa menerima takdir dengan sabar, dan menjadikan doa serta ridho kiai sebagai bekal abadi. (*)

Editor: Tommy dan Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular