
JOMBANG, CAKRAWARTA.com – Ribuan jamaah dari berbagai daerah memadati Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada puncak peringatan Haul ke-16 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rabu (17/12/2025) malam hingga Kamis (18/12/2025) dini hari. Peringatan berlangsung khidmat dan dihadiri sejumlah tokoh nasional, ulama, pejabat pemerintah, hingga perwakilan asing.
Sejumlah tokoh yang hadir antara lain Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), KH Agoes Ali Masyhuri, serta KH Masduqi Abdurrahman. Hadir pula Konsul Jenderal Amerika Serikat Chris Green.
Rangkaian acara diawali dengan pembacaan Surah Yasin dan tahlil yang dipimpin Ustadz Syamsul Anam dan KH Masduqi Abdurrahman. Suasana haul semakin khusyuk dengan lantunan shalawat Nabi yang dibawakan seribu rebana di bawah pimpinan KH Nur Hadi.
Haul Gus Dur tahun ini memiliki makna khusus karena bertepatan dengan penetapan KH Abdurrahman Wahid sebagai Pahlawan Nasional pada 2025. Hal itu disampaikan putri Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid), dalam sambutan mewakili keluarga.
Yenny menuturkan, sosok ayahnya hingga kini tetap hidup dalam ingatan dan doa masyarakat. “Saya sering bertanya, apa keistimewaan Gus Dur sehingga makamnya tak pernah sepi dan orang masih meneteskan air mata saat menyebut namanya,” ujar Yenny.
Menurut dia, Gus Dur adalah pribadi yang tulus memperjuangkan kepentingan orang banyak, terutama mereka yang terpinggirkan. Ia menegaskan, kekuatan Nahdlatul Ulama bukan terletak pada materi, melainkan pada keikhlasan ulama dan jamaahnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya mengajak masyarakat meneladani Gus Dur sebagai Bapak Kemanusiaan. Ia menyebut Gus Dur hidup di hati banyak orang tanpa sekat agama, daerah, maupun organisasi.
“Kita hadir karena hati kita terikat pada perjuangan, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,” kata Khofifah.

Sementara itu, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menilai Gus Dur sebagai tokoh besar yang dikenang karena konsistensinya dalam merawat toleransi. Menurut dia, Gus Dur adalah simbol harapan akan kehidupan yang damai dan inklusif.
“Gus Dur adalah spirit yang membuat kita terus bergerak maju,” ujarnya. Ia juga menyampaikan kisah Presiden Prabowo Subianto yang menyebut Gus Dur sebagai pemimpin yang tidak pernah kehilangan kemanusiaan karena kekuasaan.
Puncak haul diisi dengan mauidhoh hasanah oleh KH Ahmad Mustofa Bisri. Dalam tausiyahnya, Gus Mus menggambarkan Gus Dur sebagai pribadi yang telah “selesai dengan dirinya sendiri”.
“Gus Dur tidak pernah sibuk dengan dirinya. Seperti ucapannya yang terkenal, ‘Gitu aja kok repot’. Pahlawan adalah mereka yang berani membela kebenaran dan keadilan, dan itu ada pada diri Gus Dur,” ujar Gus Mus.
Rangkaian puncak Haul ke-16 Gus Dur ditutup dengan doa yang dipimpin KH Agoes Ali Masyhuri.(*)
Kontributor: M. Farhan Rafi
Editor: Abdel Rafi



