
SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (LPT UNAIR) memasuki babak baru penguatan riset dengan menempatkan teknologi maju dan kolaborasi global sebagai fondasi utama pengembangan ilmiah ke depan. Komitmen tersebut ditegaskan Ketua LPT UNAIR yang baru dilantik, Priyo Budi Purwono, dr., M.Si., M.Ked.Klin., Sp.MK., Ph.D., seusai prosesi pelantikan bersama Sekretaris LPT, Laura Navika Yamani, S.Si., M.Si., Ph.D., di Gedung Rektorat Kampus C UNAIR, Surabaya, pada Jumat (12/12/2025).
Priyo menilai amanah sebagai Ketua LPT UNAIR bukan hanya tugas struktural, tetapi tanggung jawab akademik yang membawa konsekuensi strategis. “Lembaga ini memiliki peran penting dalam pengembangan riset dan inovasi di bidang penyakit tropis. Kami berkomitmen meningkatkan kualitas dan kuantitas luaran ilmiah, memperluas manfaat riset bagi masyarakat, dan memperkuat kredibilitas lembaga di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya kepada media ini saat dihubungi tim media ini, Sabtu (13/12/2025) pagi.
Menurutnya, seluruh upaya itu diarahkan untuk mendukung visi dan misi Rektor serta Universitas Airlangga sebagai perguruan tinggi riset kelas dunia. “Kami ingin LPT UNAIR semakin memberi kontribusi nyata bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan kesehatan di Indonesia,” tegasnya.
Priyo memaparkan visi LPT UNAIR untuk menjadi pusat riset inovasi penyakit tropis bertaraf nasional-internasional berbasis teknologi maju. Visi tersebut ditopang berbagai misi strategis, mulai dari penguatan kolaborasi riset multidisiplin hingga peningkatan kapasitas peneliti melalui pelatihan berkelanjutan, pertukaran ilmu, serta akses fasilitas modern.
“LPT UNAIR harus menjadi lokomotif percepatan pengembangan diagnostik, pencegahan, pengendalian, dan pengobatan penyakit tropis. Teknologi maju akan menjadi kunci agar hasil riset kita bisa berdaya saing global,” kata Priyo.
Selain itu, perluasan jejaring nasional dan internasional dengan pemerintah, industri kesehatan, perguruan tinggi mitra, dan lembaga riset lain menjadi salah satu agenda prioritas. LPT UNAIR juga menegaskan perannya menyediakan layanan penelitian, pengujian, dan konsultasi berbasis bukti ilmiah.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Priyo menyampaikan tiga langkah taktis yang menjadi fokus jangka pendek lembaga. Pertama, percepatan penelitian prioritas nasional di bidang kesehatan dengan pemanfaatan teknologi maju serta peningkatan publikasi bereputasi internasional dan potensi paten.
Kedua, mengefektifkan kolaborasi riset dan hilirisasi produk kesehatan melalui joint grant, penguatan jejaring internasional, serta kerja sama yang mengakselerasi lahirnya inovasi yang bermanfaat luas.
Ketiga, memperluas penerapan teknologi dalam riset, seminar, workshop, dan kerja sama mitra agar hasil penelitian memiliki dampak berkelanjutan.
“Target kami jelas yaitu riset tropis dari UNAIR bukan hanya kuat dalam publikasi, tetapi mampu menghasilkan produk, inovasi, dan solusi nyata untuk kesehatan masyarakat,” tutur Priyo.
Sekretaris LPT: Fasilitas Lengkap, Siap Perkuat Hilirisasi Bioproduk
Sekretaris LPT UNAIR, Laura Navika Yamani, mempertegas kesiapan lembaga dalam menopang arah baru riset tersebut. Ia menyebut LPT UNAIR memiliki fasilitas riset yang lengkap dan telah dimanfaatkan luas oleh civitas akademika.
“Terbukti banyak publikasi lahir dari laboratorium LPT. Kami juga telah memfasilitasi mahasiswa dalam penelitian tugas akhir,” katanya.
Ke depan, lanjutnya, LPT UNAIR akan memperkuat perannya dalam mendukung hilirisasi bioproduk kesehatan. “Harapannya, LPT menjadi rumah riset yang bukan hanya melahirkan pengetahuan, tetapi juga inovasi yang memberi manfaat besar bagi peneliti, universitas, masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Laura.
Dengan kepemimpinan baru dan arah strategis yang lebih terfokus pada teknologi maju serta jejaring global, LPT UNAIR menegaskan posisinya sebagai salah satu pusat riset penyakit tropis paling progresif di Indonesia.(*)
Kontributor: Tommy
Editor: Abdel Rafi



