Thursday, September 18, 2025
spot_img
HomePendidikanBukan Amal Besar, Ini Dua Syarat yang Bikin Surga ‘Suka’ Sama Kita...

Bukan Amal Besar, Ini Dua Syarat yang Bikin Surga ‘Suka’ Sama Kita Kata Gus Kautsar

Gus Kautsar saat memberikan tausiyah dalam momen Tabligh Akbar FESyar Jawa 2025 di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu (13/9/2025) malam. (foto: MAS for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Bukan jumlah amal besar yang membuat manusia dicintai surga. Ulama muda karismatik dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, K.H.M. Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar) menegaskan ada dua syarat utama yang membuat seseorang dirindukan surga yaitu selalu mengembangkan potensi diri dan menjaga lisan.

“Rasulullah mengingatkan, Muslim yang kuat dan produktif dalam berkarya itu lebih baik daripada Muslim yang lemah dan malas berkembang,” ujar Gus Kautsar dalam Tabligh Akbar FESyar Jawa 2025 di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu (13/9/2025) malam.

Acara akbar tersebut turut dihadiri Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Imam Hartono, Kepala BI Jatim H. Ibrahim, hingga Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Ribuan jamaah memadati masjid, menyimak petuah yang diselingi penampilan hadrah Syubbanul Muslimin dan lantunan K.H. Hafidzul Hakim Noer.

Menurut Gus Kautsar, surga menyukai orang yang konsisten memperbaiki diri, bukan sibuk membandingkan diri dengan orang lain.
“Kalau hanya ingin lebih baik dari orang lain, itu menumbuhkan hasud. Tapi kalau tidak lebih baik dari diri kita yang kemarin, kita juga tidak disukai surga. Jadi kuncinya adalah berkembang terus, meski sedikit,” tegasnya.

Ia mengingatkan, kemalasan dan stagnasi bisa menyeret seseorang dalam kemiskinan, kelemahan iman, bahkan pelanggaran agama. “Muslim yang baik adalah yang terus belajar, menambah wawasan, membaca peluang, dan cerdas. Surga menyukai mereka karena imannya kuat, dermawan, dan selalu tergerak berbuat kebaikan,” ujarnya.

Ribuan jamaah memadati Kompleks Masjid Al-Akbar Surabaya dalam momen Tabligh Akbar FESyar Jawa 2025 di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu (13/9/2025) malam. (foto: MAS for Cakrawarta)

Selain pengembangan diri, Gus Kautsar menekankan pentingnya menjaga lisan.
“Orang yang paling banyak masuk neraka itu karena omongannya. Nabi pernah bersabda, yang pertama hilang dari umatnya adalah sifat bisa dipercaya. Ingat, 90 persen ucapan kita rawan disalahpahami. Maka jagalah mulut,” katanya.

Emil Dardak: Ekonomi Syariah Harus Jadi Arus Utama!

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak yang membuka acara menegaskan bahwa ekonomi syariah bukan hanya soal bank syariah, produk halal, atau tabungan bebas riba. Lebih dari itu, ekonomi syariah adalah sistem yang berkeadilan, menyejahterakan, dan berlandaskan nilai rahmatan lil alamin.

“Potensi kita luar biasa. Dari 42 juta penduduk Jatim, 97 persen Muslim. Ada 7.334 pesantren dengan hampir sejuta santri mukim, puluhan perguruan tinggi dengan prodi ekonomi syariah, hingga ratusan ribu penyelia dan pendamping halal. Mari kita jadikan Jatim pusat ekonomi syariah yang maju dan unggul,” ujarnya.

Tabligh Akbar FESyar Jawa 2025 pun menjadi pengingat bahwa jalan menuju surga bukan soal amal besar semata, tapi konsistensi mengembangkan diri dan menjaga lisan agar tak menjerumuskan. (*)

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular