Thursday, September 18, 2025
spot_img
HomeSosokJejak Mayjen Farid Makruf: Jenderal yang Tak Lupa Akar

Jejak Mayjen Farid Makruf: Jenderal yang Tak Lupa Akar

Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, MA saat bersantai dengan sang ibunda di warung kelontong yang mengantarkan dirinya hingga pada posisi saat ini, Pasar Tanah Merah, Bangkalan, Madura, Minggu (7/9/2025). (foto: Sarifah L)

BANGKALAN, CAKRAWARTA.com – Minggu (7/9/2025) pagi, Pasar Tanah Merah, Bangkalan, Madura, belum sepenuhnya ramai. Bau tanah basah sisa hujan malam masih menggantung. Di antara deretan kios sayur dan tumpukan cabai merah, seorang pria berkaos oblong dan bercelana pendek berjalan santai. Tangannya kosong, wajahnya menyunggingkan senyum yang akrab.

Sebagian orang pasar mungkin mengenalnya hanya sebagai “anak Bu Makruf”, pemilik warung kelontong sederhana di tepi jalan. Tapi di Jakarta, namanya tercatat sebagai Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, M.A., Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam di Lemhannas RI. Seorang perwira tinggi, bekas Pangdam V Brawijaya, yang pernah memimpin operasi di Poso hingga membawa nama Indonesia ke forum internasional di Sierra Leone, Afrika Barat termasuk saat dirinya studi mengenai Security Study di Hull University, Inggris .

Namun di kampungnya, pangkat hanyalah lapisan tipis yang ia lepaskan begitu menjejak tanah Madura. “Kalau pulang, saya selalu ke warung ini dulu. Duduk dengan ibu, bercanda, seakan kembali anak kecil,” kata Farid, sambil menyeruput kopi hitam buatan ibunya.

Warung kayu itu berdiri hanya seratus meter dari rumah keluarga Farid. Di situlah masa kecilnya ditempa: membantu membuka pintu toko sejak kelas 4 SD, mengantar barang dagangan ke kios-kios tetangga, dan kadang diberi imbalan sate sebagai gantinya.

“Dari menunggu toko ini, saya belajar arti rezeki halal,” kenang Farid. “Orang tua selalu menekankan, jangan rakus, jangan menipu. Lebih baik sedikit tapi barokah.”

Ia pernah berniat membesarkan warung itu menjadi toko modern. Orang tuanya menolak. “Mereka tidak mau menyusahkan anaknya. Saya ngotot, tapi ditolak. Akhirnya saya ikuti. Yang penting mereka bahagia,” ucapnya.

Kebiasaan berjualan itu membentuk watak keras kepala sekaligus lentur: disiplin, sabar, dan paham arti jerih payah. Karakter yang kelak ia bawa masuk Akademi Militer, lalu menapak ke berbagai pos strategis.

Jejak pengabdian Farid panjang: ikut operasi memburu kelompok Santoso dan Ali Kalora di Poso, mengevakuasi korban dan membangun 47 ribu rumah bagi penyintas gempa Lombok, hingga dikirim ke Sierra Leone sebagai bagian misi perdamaian dunia.

Namun, di sela prestasi itu, Farid kerap kembali ke Madura. Menjenguk orang tua, menginap semalam di rumah sederhana, atau sekadar duduk di lantai menemani ayahnya yang kini lumpuh akibat stroke.

“Pintu surga saya ada pada kedua orang tua,” katanya lirih, sambil mendorong kursi roda ayahnya dengan tangan kokoh namun gerakan lembut.

Bagi anak buahnya, Farid adalah komandan tegas, berani, kadang keras. Tapi di hadapan orang tuanya, ia hanyalah Farid kecil yang dulu suka mengantar minyak dan kecap ke tetangga.

“Setinggi apapun jabatan, di depan orang tua kita tetap anak,” ujarnya.

Refleksi itu mengikat seluruh kisah hidupnya. Dari lorong sempit desa Petrah hingga panggung internasional, dari bau kopi pasar hingga aroma mesiu medan perang, semuanya berpulang pada doa ibu-bapak.

Pulang ke Akar

Bagi Farid, kemenangan terbesar bukan saat pasukannya menutup lingkar pengepungan di Poso, atau ketika ia menerima gelar doktor dengan predikat hampir sempurna. Puncak itu sederhana: ketika bisa memeluk ibunya di warung kecil, atau mengusap keringat ayahnya di kursi roda.

“Saya berdiri di sini bukan karena keajaiban,” katanya. “Tapi karena doa orang tua.”

Di warung kelontong Tanah Merah itu, cerita seorang jenderal menemukan makna. Bahwa di balik pangkat dan operasi militer, ada akar yang tak pernah ia cabut yaitu kesederhanaan, kerakyatan, dan restu orang tua. (*)

Kontributor: Sarifah L.

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular