Saturday, November 15, 2025
spot_img
HomeSosial BudayaMaulid Nabi di Kampung Moderasi, Harmoni Warga Lintas Iman Terus Terjaga

Maulid Nabi di Kampung Moderasi, Harmoni Warga Lintas Iman Terus Terjaga

Aksi KH Nur Hadi atau Mbah Bolong, saat menyampaikan mauidzah hasanah dalam “Ngepeh Bershalawat” di Desa Ngepeh, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Selasa (2/9/2025) malam. (foto: Mukani)

JOMBANG, CAKRAWARTA.com – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dusun Ngepeh, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Jombang, berlangsung hangat dan penuh makna, Selasa (2/9/2025) malam. Di kampung yang dikenal sebagai ‘Kampung Moderasi Beragama’ ini, kebersamaan lintas iman kembali tampak nyata.

Acara ‘Ngepeh Bershalawat’ yang dipimpin grup shalawat Irsyadul Awwam dihadiri warga dari berbagai latar belakang agama. Tidak hanya umat Islam, warga Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha pun turut hadir dan berkontribusi. Mereka membantu menyiapkan kebutuhan acara, mulai dari konsumsi hingga logistik.

“Tokoh-tokoh agama selain Islam memang kita undang semua. Acara ini sudah berjalan dua tahun, dan alhamdulillah selalu mendapat dukungan bersama,” ujar David Syaifullah, Modin Dusun Ngepeh pada media ini, Rabu (3/9/2025) dini hari seusai acara.

Ali Imron, perangkat Desa Rejoagung, menyebut kerukunan yang terjalin di Ngepeh layak menjadi teladan. “Kerukunan umat beragama di sini tidak hanya untuk Jombang, tapi juga bisa menjadi contoh nasional, bahkan internasional,” katanya.

Para peserta lintas iman nampak hadir dan berbaur bersama masyarakat muslim dalam momen “Ngepeh Bershalawat” di Desa Ngepeh, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Selasa (2/9/2025) malam. (foto: Mukani)

Salah satu peserta non Muslim, Wijiono, mengaku senang dapat hadir dalam perayaan tersebut. “Kami merasa terhormat karena diundang. Duduk bersama, makan bersama, tanpa ada sekat. Semoga kerukunan ini terus terjaga,” ujarnya.

KH Nur Hadi atau Mbah Bolong, yang menyampaikan mauidzah hasanah, menekankan pentingnya meneladani ajaran Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. “Jangan sampai perbedaan membuat kita bermusuhan. Justru dari perbedaan itu kita belajar saling menghormati,” tutur Pengasuh Pesantren Falahul Muhibbin Watugaluh itu.

Ia juga mengingatkan pentingnya bersyukur atas kemerdekaan Indonesia dengan cara menjaga persatuan dan mengisi pembangunan. “Mensyukuri kemerdekaan bukan dengan permusuhan, tetapi dengan saling menghargai dan bekerja bersama,” pungkasnya. (*)

Kontributor: Mukani

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular