Wednesday, December 10, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusKreatif, Ramah Lingkungan, dan Penuh Makna: Mahasiswa KKN Unair Ajak Warga Desa...

Kreatif, Ramah Lingkungan, dan Penuh Makna: Mahasiswa KKN Unair Ajak Warga Desa Klumutan Ubah Sampah Jadi Solusi

Anak-Anak Desa Klumutan menunjukkan hasil karya mereka seusai mengikuti Lomba Kolase dari sampah Daur Ulang yang diadakan oleh Tim KKN BBK 6 Unair dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional di Balai Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Sabtu (26/7/2025). (foto: KKN Unair Klumutan for Cakrawarta)

MADIUN, CAKRAWARTA.com – Balai Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, menjadi saksi semangat baru warga desa dalam mengelola sampah rumah tangga. Selama dua hari berturut-turut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) BBK 6 Universitas Airlangga (Unair) menggulirkan dua kegiatan edukatif dan inspiratif yang mengangkat tema besar yakni lingkungan sehat dan kreativitas berbasis limbah.

Pada Rabu (23/7/2025), KKN Unair memulai gebrakan dengan program pelatihan bertajuk “JELITA: Jelantah Jadi Sabun, Tangan Jadi Bersih”. Pelatihan ini mengajak para ibu rumah tangga dan anggota PKK Desa Klumutan mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci multifungsi yang aman dan bernilai guna.

Sehari berselang, Sabtu(26/7/2025), balai desa kembali dipenuhi semangat antusias. Kali ini giliran anak-anak dan orang tua yang berkolaborasi dalam lomba kolase sampah anorganik bertajuk “Bumi Sehat Anak Ceria”, digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional.

Dua hari yang berbeda, namun sama-sama mengusung pesan kuat yaitu sampah bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari kreativitas dan perubahan.

Dari Minyak Bekas Jadi Sabun: Kreativitas Ibu-Ibu Klumutan

Dalam pelatihan JELITA, para peserta belajar menyulap limbah dapur yang biasanya dibuang seperti minyak goreng bekas, menjadi sabun yang bisa digunakan untuk mencuci piring, baju, hingga alat rumah tangga lainnya.

“Baru tahu ternyata jelantah bisa dibuat sabun, saya kira cuma bisa dibuang,” ungkap salah satu peserta penuh rasa takjub.

Tim mahasiswi KKN BBK 6 Unair bersama ibu-ibu warga lokal menunjukkan sabun hasil olahan minyak jelantah di Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Rabu (23/7/2025). (foto: KKN Unair Klumutan for Cakrawarta)

Dipandu langsung oleh mahasiswa Vica Firdausa sebagai instruktur, para ibu diajak memahami setiap proses, dari penjernihan minyak hingga pengadukan larutan NaOH yang cukup kompleks. Pelatihan dilengkapi dengan edukasi mencuci tangan sesuai standar badan kesehatan dunia (WHO), menjadikan kegiatan ini tak hanya produktif tapi juga sehat dan informatif.

Di akhir pelatihan, para ibu membawa pulang sabun hasil karya sendiri. Tak hanya sebagai buah tangan, sabun tersebut menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan limbah rumah tangga bisa bernilai ekonomis jika dilakukan dengan pengetahuan yang tepat.

Hari Anak Nasional yang Berbeda: Kolase Sampah Jadi Karya

Tak kalah seru, keesokan harinya suasana Balai Desa Klumutan kembali semarak. Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional, mahasiswa Unair menggelar lomba kolase dari sampah daur ulang. Uniknya, lomba ini dirancang untuk tim anak dan orang tua.

Dengan membawa bahan seperti kardus bekas, plastik, dan potongan kertas, peserta diajak menciptakan karya seni yang berpesan lingkungan. Tak hanya mengasah kreativitas anak, kegiatan ini juga menguatkan ikatan emosional dengan orang tua.

Aksi Anak-Anak dan orang tuanya saat mengikuti Lomba Kolase dari sampah daur ulang dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional di Balai Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Sabtu (26/7/2025). (foto: KKN Unair Klumutan for Cakrawarta)

Kegiatan dimulai dengan edukasi ringan tentang prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan bahaya pembakaran sampah. Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa tingginya kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) di Klumutan sebagian besar disebabkan oleh asap pembakaran sampah yang terjadi hampir setiap hari, akibat belum adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di desa.

Melalui lomba ini, warga diperkenalkan cara yang lebih ramah lingkungan untuk mengelola sampah. Kolase yang dihasilkan bukan hanya menarik secara visual, tapi juga menyimpan pesan penting soal keberlanjutan.

Harapan yang Tumbuh dari Desa

Dua kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi lingkungan tidak harus membosankan atau menakutkan. Dengan pendekatan kolaboratif dan kreatif, mahasiswa Unair berhasil menyampaikan pesan besar melalui aksi-aksi kecil yang membumi.

Mahasiswa KKN BBK 6 Unair Desa Klumutan berfoto bersama Dosen Pembimbing Lapangan mereka, Laura Navika Yamani (depan, keempat dari kanan) saat dikunjungi pada momen pelatihan JELITA di Balai Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Rabu (23/7/2025). (foto: KKN Unair Klumutan for Cakrawarta)

“Kami berharap kegiatan ini bisa berlanjut. Baik pelatihan sabun maupun lomba kolase sangat berdampak, tidak hanya pada lingkungan, tapi juga pada kesadaran masyarakat,” ujar salah satu mahasiswa KKN BBK 6 Unair.

Tak hanya menginspirasi warga, kegiatan ini juga membuka peluang ekonomi mikro. Sabun dari jelantah bisa dikembangkan menjadi usaha rumahan, sementara kreativitas anak-anak bisa diarahkan menjadi bagian dari kurikulum sekolah yang lebih inklusif dan berbasis lingkungan.

Langkah kecil di Desa Klumutan ini menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari dapur dan ruang keluarga. Ketika ibu-ibu mengaduk jelantah jadi sabun, dan anak-anak menyusun sampah jadi kolase, sesungguhnya mereka sedang merangkai masa depan desa yang lebih bersih, sehat, dan berdaya. (*)

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular