
Tijarah yang Tidak Pernah Merugi: Investasi Langit yang Abadi
اللَّهُمَّ حَجًّا مَبْرُورًا، وَسَعْيًا مَشْكُورًا، وَذَنْبًا مَغْفُورًا، وَعَمَلًا صَالِحًا مَقْبُولًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا وَاسِعًا، وَتِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami haji yang mabrur, sa’i yang disyukuri, dosa yang diampuni, amal saleh yang diterima, rezeki yang baik dan luas, dan perniagaan yang tidak merugi.
Menakar Untung-Rugi dengan Timbangan Langit
وَتِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
…dan perniagaan yang tidak merugi.
Ini bukan tentang bisnis dunia semata. Ini tentang sebuah “tijarah” (perdagangan) yang menembus langit, yang keuntungannya bukan dihitung dalam angka, tapi dalam ridha Allah, pahala abadi, dan keberkahan hidup.
Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah Aku tunjukkan kepada kalian suatu perniagaan yang akan menyelamatkan kalian dari azab yang pedih?”
(QS Ash-Shaff: 10)
Perniagaan itu adalah: iman, amal saleh, dan jihad dengan harta dan jiwa. Maka, jika doa kita menyebut “tijarah yang tidak merugi,” maka sejatinya kita sedang meminta proyek akhirat yang tak akan bangkrut.
Portofolio Surga
Bayangkan Anda sedang membangun portofolio investasi. Ada aset yang fluktuatif, ada yang stabil, ada yang rawan rugi. Tapi ada satu jenis investasi: sedekah yang ikhlas, amal jariyah, doa dari anak saleh, ilmu yang bermanfaat. Semua itu adalah aset langit. Dan Allah sendiri yang menjamin keuntungannya.
“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji.”
(QS Al-Baqarah: 261)
Tijarah langit bukan hanya soal memberi, tapi tentang memberi dengan benar dan tulus. Seperti haji: tidak semua yang berangkat menjadi mabrur, hanya yang jujur dan lillah.
Tanda-tanda Perniagaan Tak Merugi
1. Keikhlasan: Semua karena Allah, bukan branding pribadi.
2. Istiqamah: Dilanjutkan walau tak dilihat orang.
3. Manfaat Jangka Panjang: Membawa maslahat, bukan sekadar viral sesaat.
4. Tak Terbatas Waktu: Seperti pohon, terus berbuah meski kita telah tiada.
Tijarah Adalah Arah Hidup
Tijarah adalah bentuk komitmen arah hidup. Ia bukan sekadar transaksi ekonomi, tapi pilihan eksistensial:
Kita berdagang dengan dunia atau berdagang dengan akhirat?
Kita menjual waktu untuk dunia atau menanamnya untuk surga?
Allah menawari kita perniagaan yang tak akan merugi: iman, amal, dan perjuangan. Dan haji adalah penguat kontrak itu. Maka, sepulang dari haji, arah hidup kita seharusnya lebih jelas:
Kita ini sedang berdagang untuk siapa?
Apa yang sedang kita tukar dengan umur kita?
Maka benar adanya, tijarah adalah arah. Ia adalah bentuk pengejawantahan doa:
“Ya Allah, arahkan langkah kami agar setiap usaha kami adalah dagang yang tak merugi di hadapan-Mu.”
Ya Allah, Jadikan Hidup Kami Bernilai
Doa ini adalah momen untuk menyusun kembali strategi hidup. Agar setiap langkah menjadi transaksi spiritual. Bukan sekadar sibuk, tapi bernilai.
InsyaAllah, kita akan tutup rangkaian ini dengan permohonan ketujuh dalam seri terakhir:
Seri 7 – Ya Allah, Tetapkan Arah Hidup Kami
FIRMAN ARIFIN
Dosen PENS dan Jamaah Haji 2025 Kloter 92 Nurul Hayat



