
Rezeki yang Baik dan Luas: Antara Cukup, Bersih, dan Berkah
Tahun baru Hijriah telah datang. Semangat baru mengajak kita memulai kembali, menata arah, dan meluruskan niat. Dan di antara langkah hijrah paling mulia adalah kembali menyelami doa-doa yang pernah kita panjatkan saat berhaji.
Inilah kelanjutan dari seri reflektif “Doa-Doa Menuju Haji Mabrur”. Sebuah perjalanan jiwa yang tak berhenti di Tanah Haram, tapi terus mengalir dalam amal, dalam akhlak, dalam rezeki, dan seluruh arah hidup kita.
Haji bukan hanya ritual tubuh, tapi perjalanan jiwa. Dalam setiap tahapan, kita membawa harapan. Dan dari harapan-harapan itu, terkumpul satu untaian doa yang sering kita baca dan lafalkan:
اللَّهُمَّ حَجًّا مَبْرُورًا، وَسَعْيًا مَشْكُورًا، وَذَنْبًا مَغْفُورًا، وَعَمَلًا صَالِحًا مَقْبُولًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا وَاسِعًا، وَتِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami haji yang mabrur, sa’i yang disyukuri, dosa yang diampuni, amal saleh yang diterima, rezeki yang baik dan luas, dan perniagaan yang tidak merugi.
Berikut permohonan yang kelima:
وَرِزْقًا طَيِّبًا وَاسِعًا
…dan rezeki yang baik dan luas.
Luas Bukan Selalu Banyak
Sering kita kira rezeki luas = gaji tinggi, saldo gemuk, rumah besar. Tapi kenyataannya, tak semua yang besar itu lapang. Dan tak semua yang kecil itu sempit.
“Sungguh, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu…”
(QS Ibrahim: 7)
Luasnya rezeki itu terasa di hati: ketika cukup, ketika bisa berbagi, ketika tidak terikat oleh utang kehormatan.
Rezeki yang Thayyib: Bersih dan Halal
Thayyib artinya baik. Dan dalam konteks rezeki, bukan hanya cukup halal di atas kertas, tapi juga bersih dari cara-cara yang manipulatif atau menzalimi.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima kecuali yang baik.”
(HR. Muslim)
Haji mengajarkan integritas. Dari cara kita antri, berbagi kamar, menjaga hak sesama. Semua itu latihan agar sepulangnya nanti, kita mencari rezeki dengan cara yang benar.
Sumber Listrik yang Stabil
Bayangkan kita memakai perangkat sensitif, seperti komputer, alat ukur, atau server data. Jika arus listriknya tidak stabil, semua akan rusak. Begitu pula dengan rezeki. Harus bersumber dari energi yang bersih agar hidup berjalan stabil.
Rezeki yang stabil bukan hanya yang deras, tapi yang aman. Tak menggerogoti nurani.
Minta Rezeki Luas Tapi Siap Menampung?
Kadang kita minta rezeki banyak, tapi tidak siap menyimpannya. Seperti ember kecil yang diminta menampung hujan deras. Akhirnya luber, tumpah, dan justru menimbulkan kerusakan.
Doa ini adalah pengingat: mintalah kelapangan bukan hanya dari jumlah, tapi dari kesiapan hati.
Ya Allah, Lapangkan Jalan Rezeki Kami
اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Ya Allah, cukupkan kami dengan yang halal dari-Mu, jauhkan dari yang haram, dan cukupkan kami dengan karunia-Mu dari selain-Mu.
Semoga haji ini menjadi pembuka pintu rezeki.
Yang bukan hanya cukup di dompet, tapi luas di hati, dan bersih di catatan langit.
InsyaAllah, seri berikutnya akan membahas permohonan keenam:
Tijarah yang Tidak Merugi
Apa makna bisnis spiritual yang tak pernah bangkrut?
FIRMAN ARIFIN
Dosen PENS dan Jamaah Haji 2025 Kloter 92 Nurul Hayat



