
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi, menembus angka 3.430 dolar AS per troy ounce atau lebih dari Rp2 juta per gram. Di tengah tren ini, PT Freeport Indonesia (PTFI) menyatakan kesiapannya untuk memasok kebutuhan emas dalam negeri, sekaligus memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam di Lemhannas RI, Dr. Mayjen TNI Farid Makruf, M.A., menyebut lonjakan harga emas dunia sebagai momentum strategis bagi Indonesia untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam, khususnya tambang emas dan tembaga milik PTFI di Papua.
“Freeport bukan hanya tambang emas, tetapi juga simbol kedaulatan dan kekuatan ekonomi nasional. Produksi emas kita dari sana sudah mencapai hampir 2 juta ons pada 2023,” kata Farid dalam keterangannya, Rabu (30/4/2025).
Freeport Indonesia sendiri saat ini memasok sebagian besar emas hasil produksinya ke luar negeri. Namun mulai 2024, PTFI telah mulai memasok ke pasar domestik melalui PT Aneka Tambang (Antam). Hingga akhir tahun ini, jumlah pasokan ke Antam ditargetkan mencapai 24 hingga 28 ton emas.
Pada Februari lalu, pengiriman perdana sebanyak 125 kilogram emas telah dilakukan dari smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, ke Antam.
Produksi Tambang Terbesar di Dunia
Tambang Grasberg milik Freeport di Mimika, Papua Tengah, tercatat sebagai salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia. Produksinya pada 2022 mencapai 1,8 juta ons emas, menjadikannya tambang emas terbesar ketiga secara global.
“Tambang Grasberg telah menopang perekonomian nasional dan daerah selama puluhan tahun. Kontribusi Freeport ke negara tahun 2024 bahkan mencapai Rp 79 triliun, termasuk Rp 11,5 triliun ke daerah,” ungkap Mayjen Farid.
Selain Grasberg, Freeport juga tengah mengembangkan tambang bawah tanah baru bernama Kucing Liar yang diperkirakan mengandung lebih dari 1 miliar ton bijih. Tambang ini akan menjadi pengganti Grasberg yang diproyeksikan menurun produksinya dalam beberapa tahun ke depan.
Kontribusi Infrastruktur dan Lapangan Kerja
Freeport juga aktif membangun infrastruktur dan menyerap tenaga kerja. Kota mandiri Kuala Kencana yang dibangun sejak era awal tambang, kini menjadi pusat aktivitas masyarakat dan pekerja, dilengkapi fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Sementara itu, smelter baru di Gresik telah menyerap sekitar 40.000 tenaga kerja selama masa konstruksi, dan akan memperkerjakan 1.500 orang secara tetap.
Mayjen Farid menambahkan, pemanfaatan limbah tambang (tailing) juga dilakukan secara produktif. Lebih dari 1,1 juta ton tailing telah digunakan untuk pembangunan jalan dan infrastruktur publik di wilayah Papua.
“Indonesia harus mampu menjaga kedaulatan atas tambang emas dan sumber daya strategis lainnya. Ini bukan hanya soal bisnis, tapi menyangkut masa depan dan posisi kita dalam peta geopolitik dunia,” tandas mantan Pangdam V/Brawijaya itu.
(Tommy/Rafel)



