
Surabaya, – Tim pengabdian masyarakat dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FFUA) Surabaya kembali terjun untuk tuntaskan Tuberkulosis (TB) di Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Sabtu (29/6/2024) pekan lalu. Kegiatan ini sebagai bukti komitmen dosen FFUA untuk implementasikan Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya Darma Pengabdian Masyarakat. Kegiatan ini juga merupakan implementasi SDG 3 – Good Health and Well-being (Kehidupan Sehat dan Sejahtera).
Pelaksanaan pengabdian masyarakat kali ini merupakan kolaborasi antara Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan Puskesmas Bluto, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Pengurus Cabang Sumenep dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, dengan mengusung tema “Pelatihan Tanggap Tuberkulosis (TB) dan Pendamping Minum Obat (PMO) Secara Rasional dan Efektif pada Kader Kesehatan Desa di Kabupaten Sumenep”.
Serius Tuntaskan TB
Dr. apt. Abdul Rahem, M.Kes., selaku Ketua Pelaksana mengatakan pada media ini, Selasa (2/7/2024) bahwa kegiatan ini merupakan bentuk upaya penuntasan TB di kecamatan Bluto, yang merupakan salah satu lokus penyumbang TB terbesar di Jawa Timur.
“Prevalensi TB di kecamatan Bluto merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius, karena telah terjadi beberapa penderita yang meninggal. Persoalan utama adalah ketidakpahaman masyarakat bahwa penyakit tersebut merupakan TB yang bersifat menular,” tegas Abdul Rahem.
Selain itu, lanjutnya, kepatuhan penderita untuk menjalani pengobatan masih rendah mengingat efek samping obat anti tuberkulosis yang kurang nyaman bagi penderita.
“Untuk itu, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan pemahaman masyarakat akan masalah TB dan pencegahannya menjadi keniscayaan,” tandas Abdul Rahem.
Sementara itu, Apt. Andi Hermansyah, S.Si., M.Sc., PhD., selaku Ketua Departemen Farmasi praktis di FFUA, mengatakan bahwa kegiatan ini juga merupakan rangkaian Dies Natalis FFUA yang ke-61.
“Kegiatan pengabdian terkait TB ini sudah yang ke-5 di Pulau Madura. Artinya selama 5 tahun berturut turut pengabdian masyarakat difokuskan di Pulau Madura, dan 3 tahun terakhir di Kecamatan Bluto Sumenep,” ungkap Andi.
Lebih lanjut, Andi memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan tanggung jawab akademis FFUA kepada masyarakat, terlebih FFUA merupakan fakultas farmasi terbaik pertama di Indonesia.

Sambutan Positif dari Pemerintah Setempat
Kegiatan pengmas sebagai bentuk dedikasi dan komitmen dari FFUA tersebut, rupanya disambut positif oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Bluto, dr. Rifmi Utami, M.Kes., yang berharap kegiatan tetap berlangsung di Bluto dengan cakupan kegiatan yang lebih luas dan tidak hanya terkait TB.
“Semoga kegiatan berikutnya tetap Kecamatan Bluto sebagai lokusnya dan bisa dikembangkan dengan masalah kesehatan yang lain, selain TB,” tutur Rifmi Utami dihubungi terpisah.
Sebagai alumnus Universitas Airlangga, Rifmi Utami pun merasa bangga dan berharap bahwa kegiatan yang dilaksanakan dapat mengikutsertakan perwakilan dari semua Desa se-Kecamatan karena manfaatnya lebih luas daripada hanya satu Desa seperti tahun sebelumnya.
“Ibu kader sebagai kepanjangan tangan Puskesmas yang membuat layanan kesehatan terjangkau di masyarakat, perlu mendapatkan pembekalan yang baik sehingga bisa membantu masyarakat secara benar,” harapnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh apoteker Yeni Puspitasari, S.Si, selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep yang mana pihaknya mengungkapkan apresiasi kepada tim FFUA karena selama 3 tahun berturut-turut, tim dosen dari FFUA berkenan menempatkan kegiatannya di Kabupaten Sumenep.
Jalannya kegiatan
Lebih lanjut, Andi Hermansyah memaparkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan 55 orang yang terdiri dari 50 kader kesehatan dari 20 desa se-kecamatan Bluto, dan 5 orang pengelola obat dari 5 Puskesmas kecamatan terdekat.
“Mereka diberi pembekalan dengan dua topik materi yaitu pengenalan tentang gejala TB dan langkah-langkah yang harus diambil oleh masyarakat jika diketahui ada penderita TB oleh dokter Andre Dwi Wahyudi, Sp.P sebagai dokter spesialis paru di RSUD Moh. Anwar Sumenep, dan materi terkait penggunaan obat beserta bagaimana cara mengatasi efek samping obat oleh Dr. apt. Yuni Priyandani, Sp.FRS salah satu dosen dan peneliti Fakultas Farmasi Universitas Airlangga,” paparnya detail.

Andi Hermansyah menegaskan bahwa masyarakat nampak antusias mengikuti penyampaian dua materi dari narasumber. Tidak kurang dari 6 penanya yang berpartisipasi. Para penanya berkonsultasi terkait kondisi teknis dan berharap agar kegiatan serupa ditingkatkan frekuensinya.
“Saking antusiasnya masyarakat, mereka sampai minta izin akan bertanya lebih lanjut melalui media sosial atau telepon langsung kepada para pemateri jika menemukan persoalan kesehatan di lapangan,” pungkasnya bangga.
(adis/rafel)