
TTU, CAKRAWARTA.com – Di pelosok Desa Naekake B, Kecamatan Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), tempat jalanan tanah masih menjadi saksi bisu perjuangan hidup, tiga prajurit TNI dari Pos Naekake Satgas Pamtas RI–RDTL Sektor Barat Yonarhanud 15/DBY hadir membawa harapan.
Jumat (2/5/2025), dipimpin oleh Wadanpos, Serda Hermantoro, para prajurit ini bukan membawa senjata, melainkan alat tensi, stetoskop, dan obat-obatan sederhana—simbol kasih dalam tugas mulia mereka. Mereka melaksanakan pelayanan kesehatan keliling, mengetuk satu per satu pintu rumah warga yang tersebar di lereng perbukitan yang sunyi.
Sasaran mereka bukan istimewa di mata dunia, tapi sangat berarti: para lansia yang sudah renta namun tetap tegar, ibu hamil yang harus bertahan tanpa klinik terdekat, serta anak-anak yang tumbuh di tengah keterbatasan. Sambil memeriksa tekanan darah dan memberikan vitamin, mereka menyelipkan edukasi soal hidup bersih dan sehat—sebuah pengetahuan dasar yang bisa menjadi penyelamat di tanah yang jauh dari rumah sakit.
Bagi warga Naekake B, kehadiran para prajurit ini bukan sekadar kunjungan. Mereka datang sebagai tamu yang membawa empati, mendengar keluhan yang tak pernah sampai ke kota, dan menjadi wajah negara yang benar-benar hadir.
“Kami merasa diperhatikan, kami merasa tidak sendiri,” ucap Maria, seorang ibu muda yang matanya berkaca-kaca setelah anaknya diperiksa.
Aksi kecil di pelosok negeri ini membuktikan bahwa TNI bukan hanya penjaga batas, tapi juga penjaga harapan. Mereka tidak hanya berdiri gagah di perbatasan, tapi juga berlutut rendah di hadapan rakyat, menyentuh luka-luka yang kadang tak terlihat oleh dunia.
Dengan pelayanan ini, Satgas Pamtas kembali menegaskan misinya: bahwa di setiap derap langkah prajurit, ada denyut kemanusiaan yang terus hidup. Di setiap jengkal batas negeri, Indonesia hadir—dalam bentuk tangan yang mengobati, telinga yang mendengar, dan hati yang peduli. (***)
Kontributor: Johannes Barat
Editor: Abdel Rafi
Foto: Yonarhanud 15/DBY