Friday, March 29, 2024
HomeEkonomikaNasionalSebut Bangsa Pisang, Sofyan Wanandi Dituntut Minta Maaf

Sebut Bangsa Pisang, Sofyan Wanandi Dituntut Minta Maaf

Mantan Wakil Ketua DPD RI, Dr. Laode Ida. (Dok. Azis Senong/Antara)
Mantan Wakil Ketua DPD RI, Dr. Laode Ida. (Dok. Azis Senong/Antara)

 

 

JAKARTA – Ucapan Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofyan Wanandi, yang menyebut Indonesia sebagai bangsa pisang disebut menyinggung warga nusantara dari Sabang sampai Merauke karena terkesan rasis. Demikian disampaikan oleh mantan Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida.

“Sofyan Wanandi harus minta maaf. Tidak etis dan sangat tidak pantas menyebut bangsa ini sebagai bangsa pisang. Bukankah ia jadi salah satu penikmat dan pengeksploitasi kekayaan alam bangsa ini melalui jalur bisnis pribadi dan kelompoknya,” ujar Laode Ida di Jakarta, Jumat (11/9).

Menurut tokoh asal Sulawesi Tenggara itu, justru sebagian besar keuntungan bisnis Sofyan diinvestasikan di luar negeri. Ironisnya, seolah belum puasa dengan harta, menurut Ida, saat ini Sofyan malah merasa terganggu ketika Menko Maritim, Rizal Ramli (RR) mengoreksi kebijakan pembangkit listrik 35 GW.

“Apa kemungkinan besar ia (Sofyan Wanandi) punya kepentingan atau bahkan jadi bagian dari bisnis pribadi dan kelompoknya,” imbuhnya.

Menurutnya, RR tentu tidak asal omong karena koreksinya berdasarkan data. Apalagi menurut Ida, RR adalah tokoh yang memiliki visi uang negara bukan sembarang dihamburkan untuk sekelompok orang seperti pada proyek 35 GW tersebut.

Ida menyatakan bahwa, Sofyan sebenarnya bisa menggunakan cara lain untuk membela Jusuf Kalla sebagai bos atau koleganya. “Pakai cara lain lah, jangan seperti orang kelimpungan dengan terkesan begitu sakit hati pada RR lalu anggap bangsa ini sebagai bangsa pisang,” sambungnya.

Ida menegaskan, warga Nusantara niscaya akan tersinggung sebagai pemilik bangsa karena pernyataan mantan Ketua Apindo itu dinilainya sangat rasis.

“Mentang-mentang Sofyan bukan pribumi bangsa Indonesia, lalu arogan dan seenaknya menyebut bangsa ini sebagai bangsa pisang. Sungguh sangat memuakkan karena sebagai kordinator staf Wapres menghina bangsa dimana ia sudah kenyang menikmatinya,” tegas Ida.

Laode Ida, menyesalkan karena kritik terhadap kebijakan yang dilakukan RR merupakan upaya perbaikan bagi kepentingan rakyat tapi direspon sedemikian rupa oleh Sofyan yang merasa kepentingan bisnisnya terganggu.

“Tapi begitulah karakter asli sebagian pebisni warga keturunan, arogan karena kekayaannya, apalagi merasa dekat dan bisa mengatur penguasa. Tapi warga dan pejabat bangsa Indonesia pulalah yang begitu ‘baik’ dengan orang seperti Sofyan, memanfaatkan karakter bangsa pribumi yang pemaaf dan begitu menghargai non-pribumi,” pungkasnya.

(li/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular