Friday, September 19, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusRekam Jejak Global Farmasi Unair Kian Kokoh di ACCP 2025

Rekam Jejak Global Farmasi Unair Kian Kokoh di ACCP 2025

 

Momen pembukaan ACCP 2025 dengan pemukulan gong di The Stones Hotel, Bali, Kamis (24/7/2024). (foto: ACCP 2025 for Cakrawarta)

BALI, CAKRAWARTA.com – Kiprah internasional Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) kembali mencatatkan tonggak penting. Untuk ketiga kalinya, institusi ini dipercaya menjadi tuan rumah The 24th Asian Conference on Clinical Pharmacy (ACCP) 2025, forum ilmiah paling bergengsi di bidang farmasi klinik se-Asia. Diselenggarakan pada 24–27 Juli 2025 di The Stones Hotel, Bali, konferensi ini mengusung tema “Beyond the Limit: Advancements and Innovation of Asian Clinical Pharmacy”, sebuah ajakan untuk melampaui batas-batas lama dalam praktik farmasi klinik.

“Dipercayanya kembali Fakultas Farmasi Unair sebagai tuan rumah adalah bentuk pengakuan atas kontribusi kami dalam memajukan pendidikan, riset, dan jejaring farmasi klinik di tingkat Asia,” ujar Prof. Junaidi Khotib, S.Si., Ph.D., Dekan Fakultas Farmasi Unair.

Menggabungkan kedalaman ilmu dan keindahan budaya Bali, ACCP 2025 menjadi panggung besar bagi para akademisi, praktisi, peneliti, dan pemangku kebijakan dari 23 negara untuk berdiskusi, berbagi hasil penelitian, serta membangun kolaborasi lintas batas.

Ketua panitia, Dr. apt. Yunita Nita, S.Si., M.Pharm, menyampaikan bahwa ACCP 2025 menghadirkan 776 peserta dari 23 negara, didukung oleh kolaborasi dengan 10 institusi mitra yaitu Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Fakultas Teknologi dan Ilmu Kesehatan Universitas Bali Dwipa, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas Bali Internasional, dan Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Kegiatan ilmiah ini berlangsung padat, diikuti oleh 776 peserta yang berasal dari 23 Negara. Dengan kegiatan yang terdiri dari 112 oral presentations dan 400 poster presentations. Selain itu ada 3 keynote speakers, 6 plenary speakers, dan 61 symposium speakers, masing-masing membawa keahlian unik mereka. Sebagai tambahan, dilaksanakan juga 6 pre-conference workshops, 2 plenary sessions, dan 15 symposiums.

Peran Strategis di Tengah Transformasi Kesehatan

Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., dalam sambutannya menekankan peran penting farmasi klinik di era disrupsi teknologi kesehatan. Ia menyebut bahwa tantangan seperti resistensi antimikroba, terapi berbasis personalisasi, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan membutuhkan kontribusi aktif dari tenaga kefarmasian yang berkompeten dan adaptif.

Sebagian peserta asing dalam ACCP 2025 yang berlangsung di The Stones Hotel, Bali, 24-27 Juli 2025. (foto: ACCP 2025 for Cakrawarta)

“Konferensi ini adalah ruang strategis untuk menyelaraskan inovasi dan praktik lintas negara. Farmasi klinik bukan lagi sekadar pendukung, tapi aktor utama dalam sistem kesehatan modern yang terintegrasi,” ujarnya.

Presiden ACCP 2023-2025, Dr. Helen Zhang, Pharm.D, menambahkan bahwa sejak didirikan pada 1997, ACCP telah menjadi katalis penguatan praktik farmasi klinik di Asia. Indonesia, lewat Farmasi Unair, memainkan peran penting dalam sejarah konferensi ini, termasuk sebagai tuan rumah edisi-edisi sebelumnya yang sukses.

Apoteker Spesialis dan Peta Baru Pelayanan Kesehatan

Salah satu sorotan penting dalam ACCP 2025 adalah dorongan terhadap pengembangan apoteker spesialis di Indonesia. Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Dr. apt. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm., MARS, dalam pemaparannya menekankan pentingnya sinergi Penta Helix dalam memperkuat sistem kesehatan nasional.

“Kami tengah menyiapkan model penguatan kompetensi apoteker spesialis di bidang-bidang krusial seperti onkologi, penyakit dalam, hingga farmasi nuklir. Peran mereka akan sangat strategis dalam pelayanan interprofesional yang berbasis bukti,” ujarnya.

Transformasi ini dinilai mendesak di tengah meningkatnya kompleksitas penyakit kronis seperti kanker, kardiovaskular, dan gangguan metabolik. Pemerintah membuka ruang luas bagi kontribusi apoteker spesialis dalam mendukung layanan yang lebih presisi dan berorientasi pada pasien.

Dari Bali untuk Asia, dari Unair untuk Dunia

Melalui ACCP 2025, Fakultas Farmasi Unair tak hanya mempertegas posisi sebagai pusat keilmuan terkemuka di Asia, tetapi juga memperluas jangkauan pengaruhnya di ranah global. Konferensi ini menjadi bukti nyata bahwa kiprah ilmiah yang konsisten dan kolaboratif dapat membawa lembaga pendidikan Indonesia tampil setara di panggung dunia.

Para peserta ACCP 2025 berfoto bersama di The Stones Hotel Bali sebagai penegasan Peran dari Bali untuk Asia, dari Unair untuk Dunia. (foto: ACCP 2025 for Cakrawarta)

“ACCP 2025 adalah momentum untuk memajukan farmasi klinik Asia melalui inovasi, teknologi, dan jejaring antarnegara. Kami percaya, peran Indonesia akan semakin menonjol ke depan,” tutup Dr. Yunita.

Dengan semangat melampaui batas, rekam jejak global Farmasi Unair kian kokoh, dari Bali, menuju masa depan farmasi klinik Asia yang lebih terintegrasi, canggih, dan manusiawi. (*)

Editor: Tommy dan Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular