Monday, May 12, 2025
spot_img
HomePolitikaPrabowo Dinilai Pemaaf, Sekjen RMPG: Bebaskan dan Biarkan Suara Mahasiswa Bernyanyi!

Prabowo Dinilai Pemaaf, Sekjen RMPG: Bebaskan dan Biarkan Suara Mahasiswa Bernyanyi!

    Sekjen RMPG, Hanief Adrian.

JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Di tengah geliat kampus yang mestinya menjadi ruang aman berekspresi dan berimajinasi, kabar penangkapan seorang mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB), berinisial SSS, mengguncang banyak hati. SSS, yang dikenal sebagai mahasiswi kreatif dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, ditangkap di indekosnya di Jatinangor, Sumedang, Selasa (6/5/2025), karena membuat meme satir tentang Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo.

Penangkapan ini mengundang keprihatinan, tak hanya dari aktivis kebebasan berekspresi, namun juga dari tokoh-tokoh muda yang selama ini berdiri di barisan pendukung Prabowo. Salah satunya, Hanief Adrian, Sekretaris Jenderal Relawan Muda Prabowo-Gibran (RMPG), yang juga alumni ITB angkatan 2003.

“Saya menyaksikan sendiri, bagaimana di kampus kami, seni bukan sekadar gambar atau bentuk visual. Ia adalah jeritan nurani, ekspresi kejujuran, kadang juga luka yang tak sempat terucap,” ujar Hanief, dengan nada tenang namun sarat empati, Minggu (11/5/2025).

Ia menegaskan bahwa tindakan SSS harus dilihat dalam konteks kebebasan akademik dan ekspresi seni. “Ia tidak sedang melakukan propaganda jahat. Ia sedang berkarya, menyuarakan keresahan sosial dengan medium yang ia kenal: seni visual. Kampus dan negara harus menjadi ruang yang memeluk, bukan menekan,” ucapnya.

Hanief menyampaikan harapannya agar mahasiswi itu dibebaskan. Sebab menurutnya, mengekspresikan kritik dalam bingkai seni adalah bagian dari napas demokrasi, bukan ancaman terhadapnya. Ia percaya, Presiden Prabowo Subianto pun memiliki kelapangan jiwa yang sama.

“Saya tahu betul bagaimana Prabowo menanggapi kritik. Ia bukan sosok yang mudah tersulut oleh satir. Bahkan pada 2014, akun media sosial yang pernah menghina beliau secara brutal, justru diangkat menjadi Kepala Komunikasi Kepresidenan. Itu bukan hanya sikap, itu keteladanan,” ujar Hanief.

Menurutnya, demokrasi bukan hanya soal pemilu lima tahunan, tapi tentang kemampuan negara memeluk perbedaan, termasuk ekspresi yang menggigit. “Seni itu jujur. Dan kadang kejujuran memang terasa pahit,” katanya.

Hanief pun mengajak semua pihak untuk tidak melupakan sisi kemanusiaan dalam melihat kasus ini. “Mahasiswi ini bukan kriminal. Ia adalah anak muda yang sedang belajar mencintai bangsanya lewat karya. Biarkan ia tumbuh, jangan cabik idealismenya,” katanya, menutup pernyataannya dengan suara yang berat namun tegas. (*)

Kontributor: Ahmad Toha Almansur

Editor: Abdel Rafi 

Foto: Ahmad Toha Almansur

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular