
Surabaya, – Kita banyak mengenal pengusaha dan muda sukses mendirikan dan membesarkan bisnis mereka tetapi nampak bahwa yang muncul adalah prinsip one man show.
Bahwa bisnis tertentu besar akibat kehebatan dan kesuksesan sang pendiri dalam menelurkan dan membuat bisnis berekspansi secara masif tanpa melihat bahwa itu merupakan sebuah orkestrasi dengan melibatkan banyak pihak terutama putra-putri daerah tempat bisnis dikembangkan sehingga akhirnya benar-benar memiliki dampak luar biasa.
Namun, sosok HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy mungkin menjadi pembeda dalam berbisnis ini. Founder dan owner dari Bandar Laut Dunia Grup dan NELAYAN NUSANTARA ini bukan hanya memiliki diferensiasi melainkan beyond dari itu semua. Sosok yang akrab disapa Gus Lilur itu memiliki uniqueness. Keunikan pada sosok pengusaha muda Nahdlatul Ulama asal Situbondo tersebut, dalam menjalankan bisnisnya memiliki prinsip: pekerjaan, keterwakilan dan kejayaan kebersamaan.
Ini berarti, Gus Lilur dalam menjalankan bisnisnya mengutamakan keterwakilan putra-putri daerah setempat dimana bisnis tersebut dibangun pertama kalinya dan melangkah bersama untuk menuju kesuksesan dan kejayaan yang tak hanya dinikmati ia sendiri sebagai pendiri atau pemilik bisnis namun dirasakan pula oleh putra-putri daerah dan masyarakat luas.
Hal ini terbukti setidaknya dalam lawatan bisnisnya atau dalam bahasa Gus Lilur “anjangsana kerja” ke beberapa negara yaitu Singapura, Tiongkok, Hongkong dan Vietnam.
“Dalam anjangsan kerja ini, saya membawa 3 anak muda asli Kangean, Sumenep, Madura. Mereka adalah Ahmad Yani, Hosaini Busak dan Hidayaturrahman Hariyanto. Ahmad Yadi dan Hosaini Busak saya tunjuk sebagai pimpinan proyek Budidaya LOKETARU di area seluas 90.000 Ha di gugusan Pulau Kangean, Sumenep. Sementara itu, Hidayaturrahman Hariyanto membantu Yani dan Hosaini nantinya,” papar Gus Lilur pada media ini, Selasa (25/3/2025).
Sosok pengusaha yang suka dan gemar melakukan giat-giat filantropis itu menambahkan bahwa dibawah Yani dan Hosaini akan direkrut ratusan anak muda asli Kangean dan ribuan warga asli Kangean untuk bekerja di usaha perikanan budidaya yang akan dikembangkannya.
“Jadi prinsipnya nanti dalam mengembangkan bisnis di Kangean ini adalah Orang Asli Kangean, Membangun Kangean, Bersama Para Pemuda Kangean, Bersama Masyarakat Kangean, Bersama Masyarakat Sumenep dan dibantu Tim BALAD Grup dan GLORA Grup serta dibimbing saya selaku trah para Raja Madura,” ujar pria bergelar KP. Krendo Panulahar itu.
“Saya jelaskan pada Yani dan Hosaini, bahwa bersama saya akan kami taklukkan puluhan negara besar di dunia khususnya di usaha perikanan budidaya,” ujar Gus Lilur menambahkan.

Ia menegaskan bahwa dalam perjalanan bisnis ke beberapa negara tersebut, ia menyampaikan pada Yani dan Hosaini bahwa mereka berdua bersama dirinya akan membangun kejayaan kebersamaan yang belum pernah ada di dunia.
“Berbisnis dan berusaha dengan omset ribuan triliun hanya dalam lima tahun,” tegasnya.
“Saya pun mendetailkan penjabarannya, dan beruntungnya mereka berdua mengerti dan memahaminya dan setuju untuk berjibaku bersama mewujudkan Kejayaan Kebersamaan terhebat di Dunia,” tukas pria bergelar Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara itu.
Gus Lilur menjelaskan bahwa sebagai bentuk kebersamaan, dirinya mengajarkan pada Yani dan Hosaini mengenai keterbukaan dengan melibatkan mereka berdua pada penandatanganan kontrak di Singapura dan di China.
“Saya ajak mereka berdua utk ikut dalam proses menyiapkan kerjasama suplai Benih Bening Lobster Indonesia-Vietnam. Saya tegaskan ke mereka, bahwa mereka dibantu BALAD GRUP akan memimpin Proyek LOKETARU di Kangean. Kemudian saya sampaikan pada mereka berdua bahwa mungkin 6 bulan lagi saya akan pergi dari Kangean untuk membangun PROYEK LOKETARU di RATUSAN TELUK lainnya di Seluruh Nusantara,” paparnya detail.
“Saya janjikan pada mereka berdua untuk membersamai mereka memasuki Pasar Perikanan Budidaya Negara-negara seperti Amerika, Jepang, Korea, Australia, Prancis, Italia, Inggris, Thailand dan Malaysia,” imbuhnya lagi.
Setelah selama seminggu ini, lanjut Gus Lilur, ia mengajak Yani dan Hosaini terlibat di pembuatan dan penandatanganan kontrak kerjasama di Singapura dan China serta dilanjutkan di Vietnam.
“Kangean akan dibangun oleh Para Muda Kangean. Kangean akan dibangun oleh Para Muda Madura. Kangean akan dibangun oleh Para Muda Jawa Timur. Kangean akan segera menjelma menjadi Kiblat Baru Dunia utk Usaha Perikanan Budidaya,” tegasnya penuh percaya diri.

Setelah PROYEK LOKETARU di Kangean berjalan bagus dalam enam bulan ke depan, ia menegaskan bahwa dirinya akan berpindah ke provinsi lainnya yaitu NTT dan NTB, Papua dan Maluku, lalu Sulawesi Utara, dilanjutkan ke Kepulauan Riau dan Bangka Belitung dan kembali ke tanah Jawa mulai DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Banten dan lainnya.
“Tentu saja, saya tidak akan mampu menggerakkan Nusantara jika saya hanya terpaku di Kangean. Namun, berbekal sukses di Kangean, nantinya saya bisa menjelajah ke belahan Nusantara lainnya. Bandar Laut Dunia Grup meyakini mampu membawa Indonesia menjadi Jawara dan Kiblat Dunia untuk Usaha Perikanan Budidaya. BISMILLAH. Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tandasnya mengakhiri keterangan. (***)
Kontributor: Bustomi
Editor: Abdel Rafi