MALANG – Sabtu (25/11/2023) sore, Kabupaten Malang yang awalnya terik, lalu hujan turun dengan deras. Meski demikian, kawasan itu terlihat sibuk. Kesibukan itu sebagian terpusat di Kepanjen yang merupakan ibukota Kabupaten itu. Mereka merayakan ulang tahun ke-1263 dengan menyelenggarakan Kanjuruhan Culture Carnival. Karnaval budaya yang menjanjikan tampilan etnik dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang.
Bukan. Bukan ulang tahun Kabupaten Malang yang ingin disajikan tulisan ini. Ada kemeriahan lain sore tadi, di sisi berbeda. Bertempat di Koramil 0818/07 Pakisaji Kabupaten Malang/Batu, sekitar empat kilometer utara Kepanjen, 90 anak dan remaja disabilitas berkumpul di aula Koramil itu. Mereka adalah sebagian dari 203 anggota Yayasan Kartika Mutiara. Hari ini memang jadwal mereka “belajar” selain hari Selasa dan Kamis. Sebagian mereka tak bisa diam, selalu berbicara dengan temannya, ada yang merengek atau yang selalu berkeliling ruangan.
Mereka memang belajar informal di Aula Koramil itu tiga kali seminggu mulai pkl 14.00 sampai pkl 17.00 wib. Belajar baca tulis, berhitung praktis, ketrampilan membatik ciprat, membuat keset, telur asin, senam dan bermain bersama. Bahkan ada yang hanya bisa bermain tanpa belajar. Mereka punya kemampuan berbeda sehingga dikumpulkan per-kemampuan.
Mereka adalah anak dan dewasa penyandang tuna daksa (buta, tuli, anggota tubuh yang tak lengkap, lumpuh layu), ada tuna grahita sampai autisme dan cerebal palsy. Mereka datang dari beberapa desa di lingkup kecamatan Pakisaji, yaitu Desa Kebon Agung, Desa Genengan, dDesa Permanu, Desa Wadung, Karangpandan, Karangduren dll. Bahkan seorang tuna grahita anak bernama Adit, 12 tahun, bertempat tinggal di Sengkaling, Kecamatan Batu datang ke Pakisaji seminggu sekali untuk belajar bersama.
Kemeriahan siang itu kian berbeda karena hari itu Yayasan Kartika Mutiara akan mendapat hibah sebuah mobil Avanza dari Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, M.A. Mobil ini selanjutnya akan dipergunakan untuk antar jemput anggota yayasan. Selama ini, karena keterbatasan tenaga dan mobil, sekitar 80-100 anak itu sebagian diantar oleh orangtuanya, lalu diantar jemput secara bergilir. Hari Selasa, Desa Kebonagung dan Genengan, hari Kamis Desa Permanu dan Wadung, hari Sabtu Desa Gelanggang. Dengan adanya tambahan armada untuk antar jemput, maka yayasan bisa menjangkau lebih banyak anak untuk bisa belajar bersama.
Mayjen TNI Farid Makruf, M.A., dengan sigap segera mengusahakan kendaraan begitu mendengar anak di yayasan ini harus bergilir per desa untuk datang ke Koramil Pakisaji. Selama ini antar jemput anak disabilitas mengandalkan Suzuki Carry, hibah dari Pemda Malang.
“Dengan mobil ini om harap kalian tambah rajin dan semangat belajar termasuk yang jauh dari Koramil, “kata Pangdam Brawijaya disambut tepuk tangan anak-anak dan semua yang hadir.
Dalam kesempatan itu juga,Mohammad Asnan Septiyanto Pangdam Brawijaya memberikan tali asih berupa honor untuk para guru yang sangat sabar membimbing anak disabilitas.
“Terimakasih untuk para guru yang sangat sabar membimbing mereka dan ini ada sedikit honor buat mereka. Jika ada lebih bisa untuk makan dan minum adik-adik semua,” kata Pangdam Brawijaya.
“Siapa yang mau naik mobil baru bersama Om?” lanjutnya.
“Saya.. Saya.. Saya,” kata anak-anak sambil mengacungkan tangan. Ada yang sampai berdiri. Mereka yang ingin naik mobil ini akhirnya berjejer dan mencoba mobil baru itu.
Ada sekitar delapan orang anak disabilitas, Mayjen TNI Farid Makruf, MA, pendiri Yayasan Kartika Mutiara, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Pakisaji, Sertu Tri Joko, dan seorang driver mengendarai mobil baru itu ke arah Kepanjen selama 10 menit.
“Perasaan kami sangat bahagia dan terharu karena Bapak Pangdam sebagai pimpinan kami sangat perhatian dengan anak anak disabilitas Yayasan Kartika Mutiara sehingga anak-anak bisa berangkat dan pulang sekolah di Sekolah Informal Kartika Mutiara Koramil Pakisaji dengan mudah karena adanya fasilitas mobil antar jemput dari Bapak Pangdam,” kata Sertu Tri Joko Purwantoro.
Harapan Tri, dengan adanya mobil dari Pangdam V/Brawijaya, anak-anak difabel yang semula tidak bisa sekolah karena tidak ada yang antar jemput karena faktor ekonomi dan faktor lainnya bisa sekolah semua dan kami semua, lanjutnya, tambah semangat untuk berbakti kepada rakyat.
Dalam kesempatan itu, Pangdam Brawijaya juga menggendong beberapa disabilitas, memeluknya dan berbincang dengan mereka soal hasil gambar mereka. Ada seorang disabilitas autisme bernama Zian menggambar bendera Palestina.
Rumah Nyaman Bagi Disabilitas
Yayasan Kartika Mutiara didirikan oleh Sertu Tri Joko Purwantoro pada tgl 27 Januari 2018. Ide awal datang terbentuknya yayasan, ketika dia blusukan ke desa-desa di Pakisaji banyak warga difabel. Berdasarkan data sementara yang mereka kumpulkan, lebih dari 150 orang penyandang difabel. Sebagian besar dari mereka dalam keadaan cukup memprihatinkan. Ada yang berasal dari keluarga miskin, kekurangan gizi bahkan tidak bisa sekolah. Bahkan banyak dari mereka hidup di jalanan.
Tri tergerak hatinya untuk lebih peduli kepada difabel. Terutama bagi mereka yang kurang mampu. Ternyata permasalahan mereka tidak hanya soal ekonomi, pendidikan tapi juga bantuan hukum seperti legalitas untuk anak anak difabel, penipuan yang mereka alami dll. Kini yayasan sedang merintis beberapa usaha untuk para penyandang difabel ini.
Lima tahun yayasan ini berkembang pesat. Banyak para simpatisan dan donatur nyang membantu. Ketua Yayasan ini, Khosiah yang bersama Sertu Tri mendata difabel Pakisaji door to door juga mengungkapkan syukurnya.
“Terhadap mereka harus sabar dan harus mengerti sifat mereka satu persatu. Dengan begitu kita bisa menemukan solusi persoalan yang mereka hadapi,” Katanya
Murid pun kian banyak dan meski bersifat informal, mereka merasa senang dan nyaman berkumpul dengan teman-teman dan para guru di Pakisaji. Tak bisa dipungkiri, Koramil ini memang rumah nyaman bagi disabilitas. (***)
Reporter: Daniel Zora Nugraha
Editor: Muhammad Abdel Rafel