
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Menjaga keseimbangan antara mengajar dan berkarya bukan perkara mudah bagi para guru. Di tengah padatnya jadwal mendidik, hanya sedikit yang mampu merawat konsistensi sebagai penulis. Salah satu di antaranya adalah Muhammad Nur Alam Fajar Syam, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMAN 4 Blitar.
Lahir pada 2 Mei 1987, Fajar -begitu ia akrab disapa- mengaku kerap harus mengatur waktu dengan sangat cermat. “Tugas menjadi guru tetap harus berjalan, tapi hobi menulis juga harus terus terawat,” ujarnya, Minggu (7/12/2025).
Dedikasinya dalam menulis tak sia-sia. Kementerian Agama RI menganugerahkan Fajar sebagai penulis buku PAI terbanyak ketiga secara nasional. Penghargaan itu diberikan dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional di Gedung Sasana Kriya TMII Jakarta, Sabtu (6/11/2025).
“Penyerahannya langsung oleh Bapak Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar,” imbuhnya.
Fajar yang menyelesaikan pendidikan doktoralnya di UIN SATU Tulungagung mengisahkan, persiapan berkas untuk penilaian terbilang singkat.
“Tetap saya ikuti saja alurnya,” ujarnya sambil tertawa.
Sebagai pembimbing siswa SMA, Fajar menyadari tuntutan pekerjaan bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga mendampingi proses tumbuh mereka.
“Konsentrasi membimbing anak-anak jauh lebih besar daripada sekadar nilai akademik. Tenaga dan pikiran harus ekstra,” tuturnya.
Penghargaan itu, baginya, menjadi penyemangat untuk terus meningkatkan kualitas diri dan karya. “Saya senang dan termotivasi untuk lebih baik lagi,” katanya.
Fajar menutup dengan keyakinan yang ia pegang teguh sejak awal bahwa mengajar adalah tugas mulia. “Murid itu amanat. Apa yang kita lakukan pasti bernilai pahala di sisi Allah,” tegasnya mengakhiri keterangan.(*)
Kontributor: Mukani
Editor: Abdel Rafi



