JEMBER – ALIT Indonesia adalah lembaga yang peduli tidak hanya terhadap isu anak dan penjagaan serta pemberdayaan atasnya, melainkan pula memiliki konsern khusus pada perawatan dan pelestarian sosial budaya bangsa. Salah satunya seperti dilakukan oleh ALIT Indonesia wilayah Jember dengan melestarikan warisan budaya Nusantara berupa Titus Sandor Telang dan Rumah Adat Pacenan.
“Sebagai warisan budaya Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, tarian ritual Sandor Relang sarat akan nilai kasih sayang orang tua kepada anaknya,” ujar Koordinator ALIT Indonesia wilayah Jember, Donny Dellyar Noer pada media ini, Kamis (6/7/2023).
Menurut Donny, tarian ritual Sandor Relang muncul dari kekhawatiran seorang ayah kepada bayinya yang sakit sehingga lahir mantra dan lantunan doa sambil menari berputar di atas makam leluhur.
“Tarian ritual yang beberapa belas tahun tidak eksis dan hampir tidak teregenerasi itu, telah kami bangkitkan kembali di tahun 2021,” imbuh Donny.
Selain itu, warisan budaya yang ada di Desa Klungkung adalah Rumah Adat Pacenan dimana menurutnya, Rumah Pacenan menyiratkan pesan moral.
“Rumah Pacenan sebagai syarat meminang seorang wanita menegaskan bahwa seorang pria jika ingin meminang seorang wanita diharuskan mempunyai kesiapan menyeluruh dan bertanggung jawab,” paparnya.
Karena itu, dalam upaya pelestarian budaya tersebut, maka pada awal tahun 2022, ALIT Indonesia menghibahkan 1 unit Rumah Pacenan sebagai media pendidikan konservasi budaya untuk masyarakat Desa Klungkung.
“Kedua warisan budaya yang kini telah menjadi icon budaya Desa Klungkung erat kaitannya dengan child protection yang menjadi visi-misi ALIT Indonesia. Desa Klungkung adalah Desa yang telah ALIT dampingi sejak 2020, ALIT telah mengeksplorasi banyak potensi diantara kondisi buruk mereka yang tinggi jumlah kasus stunting dan banysknya janda yang masih berusia anak anak atau korban perkawinan anak,” tukas Donny memaparkan.
Pada hari ini, Kamis (6/7/2023) sebagai wujud konkrit kepedulian Alit Indonesia maka dilakukan serah terima busana ritual khusus Sandor Relang yang mana acara serah terima tersebut dinilai sebagai penanda tonggak penting dalam pertumbuhan dan komitmen organisasi ALIT Indonesia untuk mendukung kebudayaan lokal guna menguatkan masyarakat sehingga mengurangi munculnya eksploitasi anak.
Mengikuti proses yang ekstensif dan kolaboratif, ALIT indonesia dengan senang hati menyerahkan kepada Ketua komunitas Sandor dan disaksikan oleh Pemerintah Desa Klungkung, Pemerintahan Kecamatan Sukorambi, Tokoh Budaya lokal, dan kalangan Akademik.
Sementara itu, mnurut Direktur Eksekutif ALIT Indonesia, Yuliati Umrah menegaskan bahwa acara penyerahan tersebut sebagai peningkatan pengalaman dan semangat yang mendalam bagi komunitas kebudayaan Desa Klungkung.
“Dengan menguatnya kebudayan lokal, maka komunitas menguat lalu angka stunting dan pernikahan anak dapat di cegah. Penyerahan busana ritual kepada komunitas Sandor Relang Desa Klungkung ini juga merupakan peluang yang menarik untuk pertumbuhan, kolaborasi, dan eksplorasi batas kreatif baru,” tukas Yuli sapaan akrabnya.
Yuli menegaskan juga bahwa pihak ALIT Indonesia menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Pemerintah Desa dan seluruh masyarakat Desa Klungkung atas komitmen dan kepercayaanya selama 3 tahun sejak 2020 silam dalam mendampingi masyarakat.
“Kecintaan masyarakat terhadap budayanya sendiri telah berperan penting dalam mengangkat profil organisasi dan mendorong kemajuan komunitas itu sendiri. Dengan ini, ALIT Indonesia tetap berkomitmen penuh pada misinya untuk mempromosikan keunggulan potensi desa dan memperkaya lansekap budaya,” pungkas alumnus FISIP Universitas Airlangga itu.
(rafel/bus)