
SIDOARJO, CAKRAWARTA.com – Ketulusan hati kembali ditunjukkan oleh keluarga korban musibah runtuhnya mushala Pesantren Putra Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Santunan uang tunai yang diberikan pesantren kepada keluarga santri yang wafat justru dikembalikan, agar bisa dipergunakan untuk pembangunan mushala baru.
Santunan tersebut diserahkan langsung oleh Dewan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib (Kiai Mamad), kepada keluarga almarhum Moch Agus Ubaidillah, santri asal Kalianak, Surabaya.
“Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga almarhum wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal dunia saat shalat dan dalam keadaan tholabul ilmi,” ujar Kiai Mamad di Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025).
Namun, dengan penuh keikhlasan, Ustadz Achmad Faiq, ayah almarhum, mengembalikan santunan tersebut. Ia menegaskan, keluarganya ridho dan lapang dada menerima takdir Allah.
“Ini kami kembalikan untuk kepentingan pembangunan mushala pesantren dan kegiatan lainnya. Kami ikhlas,” ucapnya dengan suara bergetar.
Ustadz Faiq menambahkan, almarhum telah lebih dari dua tahun mondok di Al-Khoziny, dan hingga kini dua putranya yang lain masih aktif menuntut ilmu di pesantren tersebut. Hal itu, katanya, menjadi bukti eratnya ikatan batin antara keluarga korban dan pesantren.
Sebelumnya, keluarga almarhum Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22), santri asal Tanjung Pandan, Belitung, juga melakukan hal serupa. Abdul Fattah, kakak kandung korban, dengan tulus mengembalikan santunan duka dan biaya kargo pemulangan jenazah untuk mendukung pembangunan pesantren.
“Keikhlasan para wali santri ini sungguh luar biasa. Santunan yang mereka kembalikan menjadi simbol ketulusan, kepedulian, dan dukungan moral untuk kelangsungan pendidikan di Pesantren Al-Khoziny,” kata anggota Satgas Musibah Pesantren Al-Khoziny dari PWNU Jatim, Dr. HM Qoderi.
Selain menyalurkan santunan, Satgas Musibah PWNU Jatim juga mengoordinasikan empat posko: Posko Pesantren Al-Khoziny, Posko Bidokkes RS Bhayangkara, Posko PWNU Jatim, serta Posko Rumah Duka. “Posko 2 dan Rumah Duka dikendalikan PCNU Surabaya untuk shalat jenazah, pemakaman, dan tahlil tujuh hari,” tambah Qoderi.
Hingga Sabtu (4/10/2025) pagi, tim Basarnas melaporkan korban musibah itu mencapai 14 korban meninggal dunia dan ada 51-an orang Korban Dalam Pencarian, namun 100-an lebih korban selamat dan dalam perawatan rumah sakit. (*)
Kontributor: Edy SMPA
Editor: Abdel Rafi