
MALANG, CAKRAWARTA.com – Di tengah ancaman bencana yang semakin nyata, sekelompok relawan di Jawa Timur menolak untuk sekadar menjadi penonton. Menyambut Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Sewindu berdirinya Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur, puluhan relawan berkumpul di Merkusi Camping Ground Lembah Precet, Desa Sumbersuko, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Minggu (27/4/2025).
Bukan sekadar seremoni, mereka turun tangan langsung: menanam 100 bibit pohon di kaki Gunung Kawi, membasuh tanah dengan niat baik, dan mengikat harapan pada setiap batang muda yang tumbuh.
Kegiatan ini diawali dengan Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR) Edisi 61, bertema “Merawat Alam, Bagian dari Mitigasi Bencana”. Fitri Harianto — pendiri Alamku Hijau sekaligus Ketua Baskomas Malang Raya — membuka mata peserta tentang keterkaitan erat antara ulah manusia dan bencana alam.
“Longsor di Cangar itu bukan semata-mata karena hujan deras. Kita, manusia, punya andil besar di balik rusaknya keseimbangan alam,” ungkap Fitri, mengingatkan dengan nada tegas.
Ia mempertanyakan keberlanjutan hidup di masa depan. “Siapa yang bisa menjamin 20 tahun ke depan air masih melimpah? Tanpa mitigasi besar dan berkelanjutan, kita sedang menabung bencana bagi anak cucu,” ujarnya, memancing renungan dalam.
Tak hanya itu, karena momen ini juga bertepatan dengan bulan Syawal, acara berlanjut dengan halal bihalal sederhana — mempererat ikatan para relawan yang telah bertahun-tahun berbagi peluh dan semangat di medan bencana.
Koordinator SRPB Jatim, Rachmad Subekti Kimiawan, atau yang akrab disapa Wawan, mengingatkan pentingnya aksi nyata dalam menyambut Bulan PRB Oktober mendatang, di mana Jawa Timur akan menjadi tuan rumah nasional.
“Kami mengajak semua relawan untuk tidak hanya hadir, tapi aktif berkontribusi. Daftarkan kegiatan kalian, tunjukkan bahwa kita serius menjaga bumi ini,” tegas Wawan.
Sebagai bentuk komitmen, pohon-pohon yang ditanam diberi nama organisasi masing-masing — bukan sekadar simbol, tetapi janji untuk menjaga dan merawat.
Tak berhenti di sini, Wawan juga membeberkan rencana kegiatan lanjutan, seperti peningkatan kapasitas relawan di Magetan dan Tuban, serta pelatihan Training of Facilitator (ToF) yang akan digelar pada Agustus mendatang. Semua demi memperkuat barisan penjaga kemanusiaan di Jawa Timur.
Acara ini diikuti sekitar 90 peserta dan didukung oleh berbagai mitra seperti Dompet Dhuafa, Nurul Hayat, Lembaga Manajemen Infaq (LMI), BPBD Jawa Timur, Poltekkes Kerta Cendekia Sidoarjo, Baskomas Malang Raya, hingga Tunas Adventure.
Di tengah gemuruh zaman, SRPB Jatim membuktikan: perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang tak henti diupayakan.
(Rizki/Rafel)