
SINAK, CAKRAWARTA.com – Di balik kabut tebal dan sunyi lereng pegunungan Papua, ada harapan yang dibawa oleh langkah-langkah penuh kasih. Prajurit TNI dari Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC), Pos Sinak Bandara, menempuh medan berat menuju Kampung Gigobak—bukan dengan senjata di tangan, tetapi dengan hati yang terbuka dan niat tulus untuk melayani.
Dipimpin oleh Serka Bachtiar, mereka membawa lebih dari sekadar sembako dan obat-obatan. Mereka membawa harapan, perhatian, dan kehangatan bagi masyarakat yang selama ini terisolasi dari akses pelayanan dasar.
Perjalanan mereka bukan tanpa tantangan. Jalur terjal dan licin, udara dingin yang menggigit, serta jarak yang jauh dari pusat keramaian tak menyurutkan semangat para prajurit. Begitu tiba di Kampung Gigobak, mereka disambut dengan senyum hangat, pelukan tulus, dan tatapan penuh rasa percaya.
“Anak saya sudah dua minggu demam, tapi kami tidak tahu harus ke mana. Hari ini tentara datang, dan anak saya langsung diperiksa. Saya menangis karena merasa tidak sendiri,” ujar Mama Yuliana, sembari menggenggam tangan salah satu prajurit, matanya basah oleh haru, Rabu (30/4/2025).
Tak hanya memeriksa dan mengobati, para prajurit juga mengajak anak-anak bermain, membagikan makanan ringan, dan duduk berdiskusi dengan para tokoh adat. Semua dilakukan tanpa jarak, tanpa formalitas. Yang ada hanyalah manusia yang menyapa manusia lainnya dengan cinta kasih.
“Kami ke sini bukan sekadar menjalankan tugas negara. Kami ingin menyentuh hati masyarakat. Mereka bukan sekadar warga, mereka saudara kami,” ujar Lettu Inf Karel, Danpos Sinak Bandara.
Kehadiran Satgas Yonif 700/WYC menjadi penegas bahwa di ujung negeri pun, negara tetap hadir. Bukan hanya lewat hukum dan pengamanan, tetapi melalui sentuhan kemanusiaan yang sederhana namun mendalam.
Di akhir kegiatan, anak-anak menggandeng tangan para prajurit, seolah enggan melepas. Sementara para ibu mengirimkan doa-doa tulus agar mereka senantiasa dilindungi. Di tengah kabut yang mulai menipis, secercah cahaya kebersamaan muncul: bahwa kasih dan pengabdian bisa menjembatani segala perbedaan.
TNI tidak hanya datang menjaga, tetapi juga merawat. Tidak hanya hadir sebagai penjaga batas negeri, tetapi juga sebagai penjaga harapan.
(Arif/Rafel)



