Saturday, June 14, 2025
spot_img
HomeGagasanKolomHikmah Wukuf di Arafah: Dua Kain, Dua Perjalanan, Satu Tujuan

Hikmah Wukuf di Arafah: Dua Kain, Dua Perjalanan, Satu Tujuan

“Al-Hajju Arafah” – Haji adalah Arafah.
(HR. Tirmidzi)

Di Arafah, semua kembali ke titik nol.
Tanpa tenda mewah. Tanpa kamar pribadi.
Yang kaya dan yang miskin, yang berkuasa maupun jelata -semuanya berhenti, berdiri, dan menanti.

Menanti satu hal:
Rahmat dan ampunan dari Allah.

Ihram: Simbol Kesadaran Awal

Perjalanan haji dimulai dengan mengenakan ihram -dua helai kain putih tanpa jahitan.
Bagi laki-laki, ini adalah kewajiban.
Namun lebih dari sekadar pakaian, ihram adalah pernyataan. Sebuah status hukum yang menuntun sikap dan laku:

  • Dilarang memotong rambut,
  • Dilarang membunuh,
  • Tak boleh berkata kotor,
  • Dilarang berhubungan suami-istri.

Syariat mengatur tubuh, agar ruh kita kembali sadar:
“Aku sedang berjalan menuju-Nya.”

Kafan: Simbol Kepulangan Hakiki

Kelak, setelah semua perjalanan ini usai, kain putih itu akan berganti nama.
Ia tak lagi disebut ihram, tapi kafan.
Bukan lagi dikenakan sendiri, melainkan dipakaikan orang lain.
Bukan lagi berdiri di Arafah, melainkan terbujur di dalam tanah.

Maka… jika Arafah adalah simulasi Padang Mahsyar,
Ihram adalah simulasi kafan.

Wukuf: Berdiri sebagai Terdakwa yang Dicintai

Secara hukum fikih, wukuf di Arafah adalah rukun haji -tanpanya, haji tak sah.
Namun secara batin, wukuf adalah momen paling sakral.
Saat kita diam, namun hati bicara.
Saat air mata mengalir, membawa segala beban kepada-Nya.

Inilah hari “sidang ruhani terbuka”.
Hari saat kita merasa kecil, dan berharap didekap oleh Yang Maha Besar.

Dua Kain, Dua Makna

Dua kain putih ini adalah pengingat sepanjang hayat.
Satu dikenakan dengan niat, sebagai pertanda menuju pertemuan.
Satu akan dikenakan tanpa bisa menolak, sebagai tanda kepulangan.

Di Arafah, kita masih bisa memilih untuk berubah.
Di Mahsyar, pilihan itu sudah tertutup.

Satu-Satunya Kesempatan

Maka jangan tunggu kafan, jika hari ini Allah masih memberi kita ihram.
Gunakan hari ini untuk membersihkan jiwa,
menjernihkan hati,
memperbaiki langkah.

Sebab wukuf bukan soal berdiam dalam tenda,
melainkan berdiri dengan hati yang kembali hidup.

Karena kain kafan tak punya jadwal.
Ia datang tanpa aba-aba.
Tak menunggu kesiapan.
Tak peduli berapa banyak rencana yang belum kita selesaikan.

Maka jangan tunda taubat.
Jangan tunda istighfar.
Karena bisa jadi…
hari ini adalah satu-satunya ihram kita.

 

FIRMAN ARIFIN
Dosen PENS, Jamaah Haji 2025 -Kloter 92 Nurul Hayat

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular