BONDOWOSO, CAKRAWARTA.com – Ketua PWNU Jawa Timur, KH Kikin Abdul Hakim M, menegaskan pentingnya penguatan struktur NU di level paling bawah dalam Silaturahim PWNU Jatim bersama PCNU Bondowoso dan Jember, Kamis (20/11/2025) malam. Menurutnya, MWC NU dan ranting bukan lagi sekadar pelengkap organisasi, melainkan garda terdepan pelayanan NU yang menentukan hidup-matinya program di lapangan.
“PCNU harus kompak dengan MWC dan ranting. Mereka bukan dekorasi organisasi. Mereka ujung tombak NU. Kalau solid, semua program jalan,” ujar Gus Kikin di hadapan jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PWNU Jatim serta pengurus dua PCNU tersebut.
Silaturahim di Bondowoso ini turut dihadiri Wakil Rois Syuriyah PWNU Jatim KH Abdul Matin Jawahir, serta pengurus PCNU Bondowoso dan Jember. Pertemuan ini menjadi bagian dari konsolidasi yang lebih luas untuk memperkuat kinerja NU hingga level akar rumput.
Dalam pemaparan program, Gus Kikin menekankan perlunya NU menggeser fokus dari kegiatan seremonial menuju pelayanan konkret bagi warga. Setidaknya ada lima agenda besar PWNU Jatim:
- Reaktivasi Rumah Sakit NU dan klinik kesehatan melalui skema kemitraan yang sehat dan profesional.
- Penguatan jaringan usaha UMKM NU-pesantren, termasuk kolaborasi bisnis di tingkat daerah.
- Pengembangan sekolah unggulan NU untuk merespons kompetisi sekolah terpadu dan boarding school.
- Relasi strategis NU-parpol/PKB untuk memperjuangkan alokasi kebijakan dan anggaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
- Penguatan kerja sama NU-pemda agar pelayanan sosial terstruktur dan berkelanjutan.
Ia mencontohkan keberhasilan MWC NU Bojonegoro yang mampu membangun gedung lima lantai berkat kekompakan internal. “Harakah NU itu muaranya dari masyarakat bawah. NU kembali terbang setelah kembali ke Khittah, sebagaimana diperjuangkan KH Wahab Chasbullah dan diputuskan di masa Gus Dur,” katanya.
Bondowoso: Aset NU Menguat, Klinik dan BMT NU Bertumbuh
Ketua PCNU Bondowoso, KH Abdul Qodir Syam, menyampaikan bahwa masjid, Graha NU, dan aset-aset yang sudah bersertifikat kini sepenuhnya menjadi milik NU. PCNU juga tengah mempercepat penertiban aset wakaf atas nama Nahdlatul Ulama.
Bondowoso, lanjutnya, memiliki sebuah klinik yang hampir memenuhi syarat menjadi rumah sakit, namun pengelolaannya belum dilanjutkan oleh yayasan terkait. “Kami ingin setiap MWC punya klinik. Jika RS NU berdiri, mereka menjadi jejaring rujukan,” ujarnya.
Secara ekonomi, Bondowoso kini memiliki 14 BMT NU yang sebagian surplurnya dialokasikan ke PCNU. PCNU juga menggandeng jaringan Basmalah dari Sidogiri dan tengah menjajaki pendirian sekolah NU bekerja sama dengan LP Ma’arif NU Jatim.
Jember: Kepengurusan Mandek, Program Harus Tetap Berjalan
Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab), melaporkan bahwa masa khidmat kepengurusan telah habis dan konferensi pemilihan ketua baru belum digelar. Namun kegiatan PCNU tetap berjalan dengan pendampingan ke MWC-MWC agar aktivitas tidak berhenti.
Ia menyoroti perlunya perhatian terhadap Grosir BUMNU Jember dan penguatan unit usaha keumatan. “Kami didukung BMT NU dan tengah mendorong optimalisasi BUMNU Nuansa Umat,” ujarnya.
Merespons itu, Gus Kikin menilai Jember memiliki potensi besar dan memerlukan penyelesaian administratif yang cepat. “Silaturahmi adalah energi NU. Para muassis sudah memberi teladan bahwa organisasi besar tumbuh dari pertemuan yang terus dirawat,” katanya.
Kunjungan PWNU Jatim ke Bondowoso dan Jember ini merupakan bagian dari rangkaian silaturahim ke Situbondo, Banyuwangi, Kencong, dan Lumajang sebagai upaya memperkuat konsolidasi hingga level ranting.(*)
Kontributor: Cak Edy
Editor: Abdel Rafi
