
JOMBANG, CAKRAWARTA.com – Sebanyak 70 pendidik dari 41 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Diwek bersemangat mengikuti Workshop Penulisan Karya Tulis Guru, hari ini, Kamis (18/9/2025). Mereka berasal dari berbagai satuan, mulai Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA), hingga Satuan PAUD Sejenis (SPS).
Bertempat di aula KBIH Al-Kautsar Dempok, kegiatan ini digelar oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Kecamatan Diwek. Suasana workshop berlangsung hangat, interaktif, dan penuh antusiasme.
Ketua Himpaudi Diwek, Luluk Arikah, menegaskan bahwa workshop ini menjadi wadah penting bagi guru PAUD untuk meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah sekaligus mendokumentasikan praktik terbaik pembelajaran.
“Pengalaman berharga yang dilakukan guru di kelas harus ditulis, disebarluaskan, dan dijadikan inspirasi bagi pendidik lain,” ujarnya.
Ia berharap para peserta semakin percaya diri menuangkan ide, pengalaman, dan inovasi dalam bentuk tulisan. “Dengan begitu, karya para guru bisa memotivasi peningkatan mutu PAUD secara berkelanjutan,” tambahnya.
Apresiasi juga datang dari Fatimatuz Zahro, anggota DPRD Jombang Komisi D yang menjadi tuan rumah acara. Ia berharap kegiatan literasi seperti ini bisa diagendakan setiap tahun.
“Kegiatan ini bukan hanya ajang peningkatan kompetensi, tetapi juga wadah silaturahmi dan solidaritas antar pendidik,” ujarnya.
Fatimatuz menegaskan komitmennya memperjuangkan kesejahteraan guru PAUD. “Meski honor masih minim, para guru tetap tulus mengabdi. Karena itu kami akan terus memperjuangkan kesejahteraan dan fasilitas bagi PAUD,” tegasnya.
Dalam sesi materi, Mukani yang merupakan dosen STAI Darussalam Nganjuk sekaligus pengurus LTN PWNU Jawa Timur, mengajak guru untuk tidak minder dalam menulis.
“Setiap pengalaman mendidik adalah ilmu berharga. Dengan menulis, guru turut membangun budaya literasi dan meningkatkan kualitas pendidikan,” ungkap penulis 35 buku ber-ISBN itu.
Penerima Anugerah Tokoh Literasi Kementerian Agama Jatim 2024 tersebut menekankan bahwa publikasi guru tidak selalu berupa penelitian. “Bisa juga opini di media massa, menulis buku, artikel jurnal, atau sekadar berbagi best practice,” jelasnya.
Mukani bahkan siap memfasilitasi pendampingan berkelanjutan bagi guru yang ingin produktif berkarya. “Profesi guru adalah profesi akademis yang harus terus berkembang mengikuti zaman. Karena itu, menulis adalah jalan untuk mengabadikan karya dan pengalaman,” pungkasnya.
Kontributor: M Farhan Rafi
Editor: Abdel Rafi