
Surabaya, – Rangkaian kegiatan pekan ilmiah mahasiswa nasional (PIMNAS) ke-37 yang berlangsung selama 5 hari, mungkin saja telah berakhir dimana penutupannya dilakukan di Surabaya, tepatnya kampus Universitas Airlangga (Unair), pada Jumat (18/10/2024) lalu.
PIMNAS ke-37 dimana Unair sebagai tuan rumah itu ditutup dengan kegiatan penganugerahan medali dan penghargaan kepada para pemenang di kategori poster digital, poster PIMNAS, mahasiswa bertalenta, dan kategori presentasi.
Yang menarik tentu bukan saja Unair sukses menjadi tuan rumah, melainkan ada sejarah yang dicetak tim PIMNAS milik Unair yang berlaga. Yah, pencetak sejarah bagi Unair di ajang PIMNAS itu adalah Muchammad Adam Wildan, Amelia Avril Rayhana dan Nadia Hanifan Nabila. Ketiganya berasal dari fakultas yang sama yakni Fakultas Kesehatan Masyarakat plus dua mahasiswa dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) yaitu Brendan Muhammad Subhan dan Christopher Geoffrey. Mereka berlima tergabung dalam tim bernama AUVEST.
Lalu apa sejarah yang mereka cetak untuk kampus tercinta yang sekaligus bermakna ganda karena juga sebagai tuan rumah PIMNAS tersebut? Pada PIMNAS kali ini, Tim AUVEST berhasil memborong dua medali emas pada kategori poster dan presentasi untuk bidang PKM-Karsa Cipta. Untuk kategori bidang PKM-KC, menurut keterangan Muchammad Adam Wildan, dua medali yang diperoleh timnya merupakan medali emas pertama kalinya bagi Unair.
“Medali emas kami ini, merupakan medali emas di bidang PKM-KC pertama Unair. Hal ini menjadi pengalaman luar biasa bagi kami,” ungkap Wildan dalam keterangan yang diterima redaksi media ini, Senin (21/10/2024).
Wildan memaparkan bahwa sejarah itu tercipta berkat ide dari timnya yang menggagas ide berupa rompi bagi pekerja konstruksi yang bisa menjadi dingin secara otomatis. “Ya, AUVEST merupakan Automatic Vest with Cooling and Heating System yang terintegrasi aplikasi mobile sebagai upaya pencegahan heat stress pada pekerja konstruksi,” papar Wildan detail.
“Dalam inovasi tim kami ini, ketika pekerja konstruksi mengalami panas atau heat stress, rompi dapat menjadi pendingin suhu tubuh pekerja,” terangnya menambahkan.
Wildan mengaku, ia dan tim mendapatkan motivasi dan ide itu dari mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta keresahan akan global warming yang terus memburuk setiap waktu. Selama PIMNAS berlangsung, mempersiapkan dan menjaga ketahanan mental tim menjadi tantangan tersendiri bagi Tim AUVEST.
“Dalam setiap langkahnya itu pasti ada aja rintangan dan tantangan yang kami hadapi. Jadi, doa dan dukungan tim yang kuat, dan kekompakan tim tentu menjadi salah satu alasan kemenangan kami,” ungkapnya.
Wildan dan Tim AUVEST berharap ke depannya, bisa lebih mengembangkan lagi ide AUVEST sehingga dapat didistribusikan dan digunakan oleh para pekerja konstruksi. “Kami akan selalu berusaha keras untuk memberikan yang terbaik,” pungkasnya.
(rils/rafel)



