Saturday, December 13, 2025
spot_img
HomeGagasanKolomDari Sumur Ghars ke Sumur Salman Al-Farisi: Dari Air yang Membasuh hingga...

Dari Sumur Ghars ke Sumur Salman Al-Farisi: Dari Air yang Membasuh hingga Air yang Mengalirkan

Sumur Ghars di Madinah, Arab Saudi, Minggu (6/7/2025). (foto: firman Arifin)

Pagi yang sejuk di Madinah menjadi saksi langkah kaki jamaah haji Nurul Hayat dalam city tour yang tidak biasa. Dua titik kami tuju: Sumur Ghars dan Sumur Salman Al-Farisi. Dua tempat yang tampak sederhana, namun menyimpan kedalaman sejarah dan limpahan makna. Perjalanan ini bukan sekadar wisata religi, tapi ziarah jiwa.

Sumur Ghars: Air yang Membasuh Sang Cahaya

Sumur pertama yang kami kunjungi adalah Bi’r Ghars, sumur yang sangat dicintai oleh Rasulullah. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda:

Jika aku wafat, mandikanlah aku dengan tujuh kantong air dari Sumur Ghars.”
(HR. Ibnu Majah)

MasyaAllah. Air dari sumur inilah yang digunakan untuk memandikan jasad beliau. Air yang sama yang pernah beliau minum, yang beliau puji kesegarannya. Bukan air dari tempat eksklusif, bukan dari mata air pegunungan tinggi. Tapi air dari sumur sederhana yang terletak tidak jauh dari Quba.

Kini, lokasi sumur ini berada dalam wilayah yang tidak terbuka secara umum. Namun titik sejarahnya tetap diabadikan dalam peta-peta ziarah ilmiah. Dan pagi itu, kami berdiri di dekatnya, tidak hanya untuk mengambil gambar, tapi untuk menangkap getar sejarah yang mengalir tanpa suara.

Kebun Salman Al-Farisi: Wakaf yang Tetap Mengalir

Masih pagi. Langit Madinah belum sepenuhnya terang. Udara sejuk berembus lembut, seolah membawa pesan dari masa lalu. Di pagi itulah kami melanjutkan perjalanan ke lokasi kebun kurma wakaf milik Salman Al-Farisi RA, yang disirami oleh Sumur Salman Al-Farisi, atau dikenal juga sebagai Sumur Salam.

Kebun ini hingga hari ini masih hidup, menghidupi. Kurma dipanen, hasil disalurkan, dan pahala terus mengalir kepada Salman Al-Farisi RA yang tak lagi hadir secara jasad, tapi tetap hidup dalam jejak manfaat.

Dua Sumur, Dua Arah Keberkahan

Sumur Ghars adalah simbol kesucian dan kedekatan pribadi Rasulullah. Air yang beliau minum, air yang membasuh beliau. Sementara Sumur Salman Al-Farisi adalah simbol wakaf, ketulusan memberi, dan keberkahan yang terus mengalir hingga akhir zaman.

Satu sumur mengantar jasad Nabi ke peristirahatan. Satu lagi menghidupi umat Nabi dengan buah dan manfaat. Satu berbicara tentang akhir. Satunya lagi tentang kesinambungan.

Keduanya berbicara tentang cinta yang tidak diam: satu diam-diam memuliakan Rasul, satunya diam-diam memberi manfaat untuk umat.

Sumur sebagai Sumber dan Saluran

Dalam ilmu teknik, ada sumber energi dan ada sistem distribusi. Sumur Ghars adalah sumber spiritual. Penuh makna, menyentuh akar ruhani umat. Sedangkan Sumur Salman Al-Farisi adalah salurannya. Menyalurkan nilai itu menjadi amal, manfaat, dan keberkahan sosial.

Madinah mengandung keduanya. Maka siapa yang datang bukan hanya menyentuh sejarah, tapi menyerap keteladanan: bahwa bahkan air pun bisa menjadi cahaya, jika niat dan cintanya lurus.

Dari Air ke Amal, Dari Tanah ke Surga

Ziarah ke dua sumur ini bukan tentang membasahi tangan, tapi membasahi hati. Bukan hanya tentang menyentuh tempat, tapi menyentuh nilai. Rasulullah memilih air yang sederhana untuk dirinya, dan para sahabat memilih air mereka untuk orang lain.

Jika kita tak bisa menjadi sumur seperti Ghars atau Salman Al-Farisi, setidaknya kita bisa jadi saluran kecil: mengalirkan keberkahan, memberi manfaat, dan menjaga agar yang kita miliki tak berhenti hanya untuk diri.

Apakah kita ingin dikenang karena apa yang kita “punya” yang tidak bisa dibawa mati?
Atau karena apa yang kita wakafkan?

Salman telah menjawabnya, bukan dengan kata-kata, tapi dengan kebun, air, dan niat yang abadi. Dan pagi itu, di Madinah, kami meneguk keteladanan itu bukan lewat air yang kami bawa pulang, tapi lewat nilai yang ingin kami teruskan: bahwa hidup ini bukan soal berapa banyak yang kita miliki, tapi seberapa dalam kita memberi, bahkan setelah kita tiada.

FIRMAN ARIFIN

Dosen PENS dan Jamaah Haji 2025 Kloter 92 Nurul Hayat

RELATED ARTICLES

Ke al-Azhar Belajar

Sidang Ijazah, Lanjut

149 Juta Paragraf

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular