Wednesday, December 10, 2025
spot_img
HomeSosokDari Gaza yang Terluka ke Unair: Kisah Dua Dokter Muda Palestina Kuliah...

Dari Gaza yang Terluka ke Unair: Kisah Dua Dokter Muda Palestina Kuliah Spesialis Demi Bangsa

Dua mahasiswa FK Unair asal Palestina, Ahmed Eliaan Syakir Abuajwa dan Ibrahim M. M. Abusalem, saat ditemui dalam momen pengukuhan mahasiswa magister, profesi, spesialis dan doktor di Gedung ACC, Kampus C Unair, Surabaya, Jumat (8/8/2025). (foto: istimewa)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Dari tanah yang porak-poranda oleh perang, dua pemuda Palestina datang ke Surabaya membawa misi kemanusiaan. Ahmed Eliaan Syakir Abuajwa dan Ibrahim M. M. Abusalem kini resmi menjadi mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair).

Ahmed menempuh Program Studi Spesialis Ilmu Bedah Saraf, sedangkan Ibrahim memilih Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik. Bagi keduanya, perjalanan ini bukan sekadar studi, melainkan janji untuk kembali membangun tanah kelahiran mereka.

“Kami di Gaza sangat membutuhkan ahli di bidang ini,” ujar Ahmed, Jumat (8/8/2025). Rumahnya di Gaza telah hancur, begitu pula rumah sakit, sekolah, dan masjid di sekitarnya. Keluarganya kini mengungsi, hidup dalam keterbatasan air, makanan, dan komunikasi. Namun dari jarak ribuan kilometer, mereka selalu memberi semangat. “Jangan khawatirkan kami, teruslah belajar, begitu pesan yang menguatkannya.

Ibrahim datang dengan beasiswa dari Kementerian Kesehatan. Lulus dari Fakultas Kedokteran Mesir pada 2018, ia sempat bekerja di Mesir, Gaza, dan Palestina, serta menempuh pendidikan di Jerman sebelum memutuskan melanjutkan studi di Surabaya. Alasannya jelas: reputasi Unair, kualitas pengajaran, dan kedisiplinan para dosennya. “Ini keistimewaan besar bagi saya,” katanya.

Setibanya di Indonesia, ia sempat singgah di Jakarta. Di sana, para dokter membantu proses adaptasinya, mulai dari mencarikan tempat tinggal hingga menjelaskan sistem pendidikan yang akan ia jalani.

Bagi Ahmed dan Ibrahim, gelar spesialis bukanlah tujuan akhir. Bidang yang mereka tekuni yakni bedah saraf dan bedah plastik rekonstruksi, sangat dibutuhkan di Gaza untuk menangani korban perang, cedera kepala, trauma tulang belakang, hingga rekonstruksi jaringan akibat ledakan.

Meninggalkan keluarga di tengah krisis, beradaptasi di negeri baru, dan mempelajari bidang medis yang kompleks memang penuh tantangan. Namun, tekad mereka bulat yaitu pulang membawa ilmu demi menyembuhkan luka bangsanya. Dari Unair, mereka menanam harapan, bahwa suatu hari Gaza bisa bangkit kembali. Semoga. (*)

Editor: Abdel Rafi 

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular