SURABAYA – Wabah coronavirus disease 2019 (Covid-19) terus meluas. Terbaru korban positif tercatat 134 dan korban meninggal 5 orang dan telah sembuh 8 orang. Pemerintah baik pusat maupun daerah telah mengambil langkah signifikan dengan memerintahkan masyarakat agar bekerja dari rumah (work from house), meliburkan anak-anak sekolah bahkan perkuliahan di kampus berlangsung secara daring.
Tentu saja, langkah tersebut memiliki dampak pada sektor ekonomi. Terutama dunia pariwisata, khususnya di Madura. Ketua Asosiasi Pariwisata Madura (ASPRIM) Ahmad Vicky Faisal menyatakan bahwa yang paling terpukul tentunya adalah pengusaha pariwisata yang bergerak di transportasi khususnya Bus.
“Karena banyak klien yang membatalkan pemesanan pemakaian busnya. Laporan dari anggota ASPRIM ke saya, mereka ini paling terkena dampak,” ujar Vicky -sapaan karabnya- saat dihubungi cakrawarta.com, Selasa (17/3/2020).
Tetapi Vicky menambahkan bahwa untuk level lokal, arus turisme masih berjalan normal. Penurunan terjadi pada kunjungan wisatawan dari luar Madura. Selain pengusaha travel bus tentu saja pengelola penginapan seperti hotel mengalami penurunan omset.
“Intinya yang berhubungan dengan kunjungan dari luar pasti terdampak mulai dari bus hingga hotel dan restoran. Bagusnya, untuk lokal Madura masih aman. Tapi jelas omset kami tidak seperti biasanya,” papar Vicky.
Dampak lain, menurutnya adalah penundaan pelantikan dan rapat kerja ASPRIM yang semula akan berlangsung besok dan lusa, Rabu-Kamis (18-19/3/2020) di Hotel Kangen, Sumenep.
“Ya teman-teman pengurus meminta penundaan sampai batas waktu mengikuti kebijakan pemerintah,” pungkas pria tambun nan murah senyum ini.
(bus/bti)