Friday, April 19, 2024
HomeSudut PandangCatatan Untuk Presiden Joko Widodo: Tarik TNI, Uji Densus 88 Hadapi KKB!

Catatan Untuk Presiden Joko Widodo: Tarik TNI, Uji Densus 88 Hadapi KKB!

Catatan Untuk Panglima Tertinggi TNI/Polri Bapak Ir. H. Joko Widodo Presiden RI,

Bahwa Papua dahulu adalah bekas wilayah kedaulatan Kerajaan Nusantara Kesultanan Tidore dan Ternate. Maka Indonesia tanpa Papua bukan Indonesia lagi, karena Papua juga menjadi tempat bersejarah Bouven Digoel tahun (1926-1943) dijadikan Belanda sebagai konsentrasi tempat pembuangan/menampung para pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia seperti Bung Karno, Bung Hatta dan Sutan Syahrir.

Dulu orang Papua begitu periang dan terbuka bersahabat dengan sesama, bersahabat dengan alamnya dan menghamba pada Tuhannya Allah Yang Kuasa. Dan tanah eks swapraja milik kesultanan/kerajaan nusantara itu bagi orang Papua adalah Mama/Ibu, tidak dirusak atau dikotori.

Sudah begitu banyak putra daerah, anak asli Papua menjadi pejabat di daerahnya, namun sayang kebiasaan mereka hanya keluyuran di luar Papua untuk berfota-foya. Sementara masyarakatnya begitu marjinal dan hanya menjadi penonton. Dengan badan gelap dan berambut keriting semakin membuat perbedaan/jurang pemisah dengan warga pendatang berkulit putih bermata sipit dan berambut lurus.

Keberadaan Papua saat ini, tidak terlepas dengan sejarah Kesultanan dan Kerajaan Nusantara, maka pendekatan pembangunan harus dibangun dengan hati atas dasar itu, maka 30 April 2014 atas rekomendasi saya, Presiden Joko Widodo membentuk Staf Khusus Presiden Percepatan Pembangunan Papua, tetapi lembaga ini kurang berhasil karena salah menempatkan orang.

Padahal pendekatan pembangunan yang kita rancang lewat Staf Khusus Presiden untuk penanganan Papua dengan model seperti pernah dilakukan oleh Gubernur Papua yang sangat berhasil yang kebetulan bukan orang asli Papua yaitu Acub Zainal mantan Pangdam XVII Cendrawasih (1970-1973) Gubernur ke-5 Papua, namun dipecat oleh Presiden Soeharto lantaran membawa rombongan sepak bola Persipura ke seberang Papua Nugini.

Acub Zainal membangun Papua dengan mengutamakan pendekatan tiga karakter kekuatan orang Papua yaitu: fisik, suara dan budaya. Di era kepemimpinan Acub Zainal muncul Persipura dengan Timo Kapisa dan Yohanis Aur. Sedang di cabang atlet, anak-anak Merauke mengharumkan nama Indonesia yaitu Frans Mahuse pelempar lembing terkenal, Julyus Uwe pemegang rekor Asia untuk Dasa Lomba dan peringkat Olimpiade ada Beny Maniani dan Frans Bonsapua dan untuk musik terkenal Black Brother dan masih banyak lagi. Intinya anak Papua harus diorangkan atau di-wong-kan.

Tetapi Papua kini menjadi tempat tujuan dari mereka yang ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari ‘gula-gula’ Papua dengan alasan investasi. Simak saja jumlah penerbangan yang selalu dipenuhi dengan tenaga kerja asing (TKA) dan imigran asal China Tiongkok baik resmi maupun ilegal. Juga Kapal Putih/Kapal Pelni yang saban minggu memuntahkan mereka yang menyerbu Papua dalam jumlah ribuan orang.

Ironis dengan kehidupan Mama-Mama Papua masih berjualan sirih pinang di emperan toko- toko milik Baba-Baba China. Sedangkan keuntungan trilyunan dolar dari tambang emas dan tembaga yang dikeruk dari perut bumi Tanah Papua tidak dinikmati anak-anak asli Papua. KKB lahir karena ketidakadilan Jakarta dalam tata kelola pembangunan di Papua sehingga prajurit TNI menjadi tumbal. KKB didukung intelijen dan tentara bayaran asing yang ingin menguasai Sumber Daya Alam di Papua, maka pendekatan keamanan yang harus segera dilakukan Panglima Tertinggi TNI/POLRI Joko Widodo adalah segera menarik TNI dari membantu Polisi dengan memperkuat Base militer TNI, dan serahkan pada Brimob, Densus/Polisi Khusus atau pemerintah dan DPR segera membuat keputusan politik sesuai UU TNI Nomor 34/2004, agar prajurit TNI tidak terus-terusan menjadi korban kebiadaban KKB.

Demikian.

Jakarta, 25 April 2023

Dr. Rahman Sabon Nama

Ketua Umum Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular