
PONOROGO – Semangat keikhlasan dan pengabdian terpancar dari ribuan jamaah Muslimat NU se-Kecamatan Bungkal yang memadati Masjid As-Salam, Desa Bancar, dalam pengajian rutin Ahad Pahing, pada Minggu (25/5/2025). Acara yang digelar oleh PAC Muslimat NU Bungkal ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi spiritual, tetapi juga panggung nyata kiprah sosial yang membumi.
Suasana makin khidmat dan hangat dengan kehadiran Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko (Kang Giri), Wakil Bupati Hj. Lisdyarita, Wakil Ketua DPRD Pamuji, Forkopimcam Bungkal, serta jajaran pengurus MWC NU. Mereka hadir bukan sekadar sebagai tamu kehormatan, tetapi sebagai saksi dan pendukung atas peran nyata kaum ibu Muslimat dalam membangun Ponorogo dari akar rumput.
Ketua PAC Muslimat NU Bungkal, Nur Kumala, menjelaskan bahwa Muslimat tak hanya berdakwah di forum-forum keagamaan, tapi juga turun langsung membantu program-program kemasyarakatan. Salah satu fokus utama saat ini adalah mendukung upaya pencegahan stunting di tingkat kecamatan. “Kami mengajak seluruh ranting Muslimat NU untuk terus bersinergi dengan pemerintah, dari tingkat RT hingga kecamatan. Ini bagian dari komitmen kami sebagai bagian dari rakyat yang peduli,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Senada dengan itu, Ketua MWC NU Bungkal, Lukmanul Hadi yang juga menjabat Kepala Desa Bedikulon, menekankan pentingnya kehadiran NU di berbagai aspek kehidupan. “NU tidak bisa lagi hanya bicara dari mimbar. Kita harus menyentuh langsung persoalan sosial, ekonomi, hingga kesehatan. Di situlah esensi keberadaan kita sebagai organisasi yang lahir dari rahim umat,” tegasnya.
Tidak hanya berisi tausiyah, kegiatan ini juga penuh dengan aksi nyata. Sebanyak 49 paket sembako dibagikan kepada warga yang membutuhkan oleh Lazisnu Bungkal. Ada juga santunan bagi anak-anak yatim piatu dan donor darah oleh PMI Cabang Ponorogo. RSU Muslimat pun turut membuka layanan cek kesehatan gratis bagi jamaah.
Ustadz Dr. Iswahyudi, M.Ag., dalam tausiyahnya mengingatkan pentingnya menuntut ilmu sebagai cahaya kehidupan. “Ilmu adalah pelita, tak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup adalah proses menjemput keberkahan,” pesannya yang disambut antusias para jamaah.
Di puncak acara, Kang Giri menyampaikan apresiasi mendalam atas kerja nyata para ibu Muslimat. “Luar biasa. Saya bangga, Muslimat NU Bungkal tidak hanya menjaga semangat keagamaan, tapi juga hadir nyata untuk Ponorogo Hebat. Ini adalah bentuk cinta sejati kepada tanah kelahiran,” tutur Kang Giri penuh haru. Ia kemudian menutup sambutannya dengan suara emasnya, membawakan lagu “Ibu” yang menyentuh hati banyak hadirin.
Pengajian Ahad Pahing kali ini menjadi bukti bahwa dakwah bisa berjalan seiring dengan pengabdian sosial. Bahwa ibu-ibu Muslimat NU di Bungkal bukan hanya penjaga nilai-nilai agama, tetapi juga motor penggerak kebaikan di tengah masyarakat. Mereka adalah teladan bahwa kebaikan tidak harus besar, cukup konsisten dan penuh cinta.(*)
Kontributor: Muh Nurcholis
Editor: Abdel Rafi
Foto: Muh Nurcholis