Tuesday, May 6, 2025
spot_img
HomePolitikaBatas Usia Dicoret dari Syarat Lowongan Kerja, Gubernur Khofifah Diapresiasi

Batas Usia Dicoret dari Syarat Lowongan Kerja, Gubernur Khofifah Diapresiasi

Ilustrasi.

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Bagi sebagian orang, angka 35 mungkin hanya usia. Tapi bagi banyak pencari kerja, itu bisa jadi tembok tebal yang tak kasat mata—penghalang mimpi yang terus membuat mereka terpental dari satu lamaran ke lamaran lain.

Kini, tembok itu mulai retak. Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Umum PP IKA Unair, Khofifah Indar Parawansa, menerbitkan Surat Edaran (SE) yang melarang diskriminasi usia dalam proses rekrutmen kerja. SE ini mewanti-wanti dunia usaha agar berhenti mencantumkan batas usia yang tak relevan dalam lowongan kerja.

Surat ini datang tak sekadar sebagai kebijakan, tapi sebagai hadiah kecil namun berarti bagi ribuan orang yang selama ini hanya bisa menggigit bibir sambil membaca persyaratan kerja: “maksimal 35 tahun”.

“Saya apresiasi langkah Ibu Gubernur. Ini bukan cuma soal aturan, tapi tentang keadilan, tentang menghargai orang-orang yang masih ingin berjuang meski tak lagi muda,” ujar Suli Da’im, anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PAN, saat ditemui di Surabaya, Selasa (6/5/2025).

Suli Da’im, anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PAN. (foto: Muh Nurcholis)

Suli, yang juga dikenal sebagai Kang Suli, tahu betul getirnya dunia kerja hari ini. Ia menyebut, selama ini ada banyak orang yang semangatnya membara, tapi dipadamkan oleh angka. Pengalaman kerja bertahun-tahun, loyalitas yang teruji, bahkan pendidikan tinggi—semuanya jadi tak berarti ketika usia dijadikan palu pemukul.

“Mereka bukan tak mampu, hanya karena kalender hidupnya lebih dulu,” ucapnya, lirih.

Gubernur Khofifah tak sekadar menulis surat. Ia memastikan kebijakan ini berlaku di lingkungan BUMD, proyek padat karya berbasis APBD, hingga rekrutmen ASN non-PNS dan PPPK. Tak hanya simbolik, tapi benar-benar akan diterapkan di rumah sendiri.

Kang Suli pun sadar bahwa di beberapa bidang, batas usia bisa jadi penting. Tapi semua harus rasional, bukan asal tulis. “Yang penting bukan muda atau tua, tapi kompeten atau tidak,” tambahnya.

Di luar gedung-gedung ber-AC tempat rapat digelar, di pelosok-pelosok Jawa Timur, kebijakan ini akan menyentuh hati dan harapan orang-orang yang selama ini tak pernah lagi berani bermimpi.

Karena ternyata, negara masih ada untuk mereka.

Dan seperti kata Kang Suli, “Bekerja itu bukan cuma dari duit. Itu soal harga diri. Soal merasa masih berguna.” (*)

Kontributor: Muh Nurcholis 

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular