Wednesday, May 7, 2025
spot_img
HomePolitikaKeamananApi Mengamuk, Jiwa-jiwa Tangguh Berdiri Menantang Bahaya

Api Mengamuk, Jiwa-jiwa Tangguh Berdiri Menantang Bahaya

Situasi dan kondisi rumah yang mengalami kebakaran sesuai proses pemadaman oleh TNI-Polri dan Damkar di Dusun Jarakan, Desa Karangmojo, Kabupaten Trenggalek, Selasa (6/5/2025) dini hari. 

TRENGGALEK, CAKRAWARTA.comKetika Senin (5/5/2025) malam masih bergulir tenang di Dusun Jarakan, Desa Karangsoko, Kabupaten  Trenggalek, tiba-tiba jeritan membelah kesunyian. Lidah api menyembur dari dapur rumah milik Pramutahar, menari liar menelan kayu dan dinding. Dalam sekejap, malam berubah menjadi panggung kepanikan. Warga berlarian, sebagian hanya mampu berteriak—memanggil siapa saja yang bisa menyelamatkan mereka dari amukan api.

Namun di tengah kekacauan itu, hadir mereka yang tak hanya datang dengan tugas, tapi dengan nyali dan ketulusan. Para petugas TNI, Polri, dan Damkar Kabupaten Trenggalek menerobos gelap, menantang panas dan asap demi satu hal: menyelamatkan nyawa dan harapan.

“Begitu ada laporan, saya dan Bhabinkamtibmas langsung menuju lokasi. Api sudah besar, membahayakan rumah sekitar,” ungkap Serda Lutfi, Babinsa Karangsoko, Selasa (6/5/2025). Ia tak sempat berpikir panjang, langsung bergerak, menyusuri jalan sempit, mendobrak kepanikan dengan ketegasan.

Api berasal dari tungku kayu bakar yang digunakan Pramutahar untuk memasak dagangan gorengan dan bakso. Ia mengira api sudah padam usai disiram air, lalu meninggalkan dapur. Tapi sisa bara yang masih hidup diam-diam menyulut bencana.

“Saya kira apinya sudah mati… Saya menyesal sekali,” ucap Pramutahar dengan suara tercekat. Ia berdiri lemas di hadapan puing-puing rumahnya, menatap bisu pada setiap serpihan yang pernah menjadi tempat berlindung keluarganya.

Tiga unit mobil Damkar dikerahkan. Petugas menyasar titik api utama, sementara TNI-Polri bahu membahu mengevakuasi barang, menenangkan warga, dan menjaga lalu lintas agar tidak menghambat penanganan. Di balik setiap langkah dan teriakan mereka, ada keberanian yang tak tergantikan.

“Laporan cepat dan akses lancar jadi kunci. Api bisa kami kendalikan sebelum menjalar ke rumah-rumah tetangga,” ujar seorang petugas Damkar.

Tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 200 juta. Hampir seluruh isi dapur dan bagian rumah hangus terbakar. Tapi malam itu, bukan hanya tentang apa yang hilang, melainkan tentang apa yang bertahan—jiwa-jiwa tangguh yang tak gentar berdiri melawan bahaya demi keselamatan orang lain.

Serda Lutfi mengingatkan, “Bara sekecil apa pun bisa menjadi petaka besar. Jangan tinggalkan tungku sebelum benar-benar padam, dan pastikan bahan mudah terbakar dijauhkan.”

Kebakaran ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang dari hal-hal kecil yang tak diantisipasi. Namun ia juga memperlihatkan bahwa dalam situasi tergelap sekalipun, akan selalu ada cahaya—datang dari mereka yang berdiri paling depan, menantang bahaya bukan demi nama, tapi demi sesama. (*)

Kontributor: Arwang

Editor: Abdel Rafi 

Foto: Arwang

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular