Wednesday, December 31, 2025
spot_img
HomePendidikanDi Seloso Legi, Ribuan Jamaah Menjaga Tradisi Mengaji dan Istiqamah ala Nahdlatul...

Di Seloso Legi, Ribuan Jamaah Menjaga Tradisi Mengaji dan Istiqamah ala Nahdlatul Ulama

Ribuan warga NU memenuhi pelataran Masjid Babussalam di Desa Dukuh Pundong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Selasa (30/12/2025). (foto: Ani Tazkiyatum)

JOMBANG, CAKRAWARTA.com – Sejak pagi belum sepenuhnya beranjak, pelataran Masjid Babussalam di Desa Dukuh Pundong, Kecamatan Diwek, Jombang, sudah mulai dipenuhi jamaah. Mereka datang dari berbagai penjuru desa, berjalan kaki, bersepeda motor, hingga beriringan bersama keluarga. Selasa (30/12/2025), Seloso Legi kembali tiba, sebuah hari yang bagi warga Nahdlatul Ulama bukan sekadar penanda kalender Jawa, melainkan ruang menjaga tradisi, ilmu, dan kebersamaan.

Ribuan jamaah larut dalam pengajian rutin Seloso Legi yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Diwek. Di dalam masjid, saf-saf jamaah terisi rapat. Di serambi hingga halaman, tikar digelar seadanya. Tak sedikit jamaah yang rela duduk berdesakan demi mengikuti pengajian hingga tuntas.

Sejumlah tokoh hadir dalam kegiatan tersebut, mulai dari Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah MWCNU Diwek beserta jajaran pengurus, Kepala Desa Dukuh Pundong, Camat Diwek, Kapolsek, hingga Danramil. Namun, suasana tetap terasa egaliter. Semua larut sebagai santri, menyimak dan mencatat pelajaran.

Ketua Ranting NU Desa Dukuh Pundong, Abdul Ghofur, menyebut antusiasme jamaah menjadi penanda bahwa tradisi pengajian masih hidup kuat di tengah masyarakat.

“Walaupun pengajian ini rutin, semangat warga tidak pernah surut. Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih merindukan majelis ilmu,” ujarnya.

Ketua Tanfidziyah MWCNU Diwek, KH Hamdi Sholeh, dalam tausiyahnya mengajak jamaah untuk terus istiqamah mengikuti pengajian Seloso Legi. Ia menyebut pengajian ini sebagai ruang khas warga NU dalam merawat tradisi keilmuan dan spiritualitas.

“Pengajian Seloso Legi ini pengajiannya wong NU. Perjuangan NU itu berat, tapi tidak lebih berat daripada melawan diri sendiri,” tuturnya, disambut anggukan jamaah.

Dalam pengajian kitab At-Tahdzib, KH Hamdi Sholeh mengulas syarat wajib puasa serta hal-hal yang membatalkannya. Penjelasan disampaikan dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami, terutama oleh jamaah awam.

“Beribadah itu tidak harus banyak, yang penting rutin dan istiqamah. Sedikit tapi terus-menerus,” katanya.

Sementara itu, Rais Syuriah MWCNU Diwek, KH Nur Hadi yang akrab disapa Mbah Bolong, menyampaikan mauidhah hasanah dengan mengutip pesan Kholil bin Ahmad tentang empat golongan manusia yang perlu disikapi dengan bijak.

“Pertama, orang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Orang seperti inilah yang patut kita ikuti,” ujar Mbah Bolong.
“Kedua, orang berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya, seperti orang yang sedang tidur. Ketiga, orang tidak berilmu tetapi sadar akan kebodohannya, tugas kita menunjukkan jalan. Dan keempat, orang bodoh yang tidak sadar dirinya bodoh. Yang seperti ini sebaiknya kita jauhi.”

Para pengurus Masjid dan Musala se-Kecamatan Diwek saat menerima gambar logo NU untuk penguatan identitas di tempat masing-masing dalam momen Pengajian Seloso Legi di Pelataran Masjid Babussalam Desa Dukuh Pundong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Selasa (30/12/2025). (foto: Ani Tazkiyatum)

Di sela pengajian, panitia juga membagikan gambar logo NU kepada pengurus masjid dan musala se-Kecamatan Diwek. Pembagian itu disambut antusias jamaah, sebagai simbol penguatan identitas dan kebanggaan warga Nahdliyin di tingkat akar rumput.
Suasana semakin hidup ketika sesi tanya jawab dibuka. Jamaah, dari kalangan tua hingga muda, tampak aktif mengajukan pertanyaan seputar materi pengajian. Diskusi berlangsung hangat namun tetap tertib.

Pengajian Seloso Legi kemudian ditutup dengan doa bersama. Ribuan jamaah menengadahkan tangan, larut dalam kekhusyukan. Di Masjid Babussalam pagi itu, Seloso Legi bukan hanya tentang pengajian, tetapi tentang menjaga denyut tradisi, merawat ilmu, dan meneguhkan istiqamah yang pelan, sederhana, namun berkelanjutan.(*)

Kontributor: Ani Tazkiyatum

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular