Friday, November 14, 2025
spot_img
HomePolitikaDaerahDandim Berbusana Adat, Trenggalek Rayakan Hari Jadi dengan Penuh Filosofi

Dandim Berbusana Adat, Trenggalek Rayakan Hari Jadi dengan Penuh Filosofi

Dandim 0806/Trenggalek, Letkol Inf Isnanto Roy Saputro dalam balutan busana Jawa ketika mengikuti Puncak Hari Jadi ke-831 Kabupaten Trenggalek, Minggu (31/8/2025). (foto: Arwang)

TRENGGALEK, CAKRAWARTA.com – Kabupaten Trenggalek merayakan Hari Jadi ke-831 dengan penuh khidmat sekaligus meriah, Minggu (31/8/2025). Puncak acara ditandai dengan prosesi kirab pusaka bertema “Neng-Ning-Nang” yang sarat makna filosofis. Sejak pagi, ribuan masyarakat tumpah ruah di sepanjang jalur kirab, menyambut iring-iringan pusaka yang dibawa dari Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, menuju Pendapa Manggala Praja Nugraha.

Semarak kirab semakin terasa dengan kehadiran jajaran Forkopimda Trenggalek, termasuk Komandan Kodim (Dandim) 0806/Trenggalek, Letkol Inf Isnanto Roy Saputro. Mengenakan busana adat Jawa, Dandim Roy berjalan bersama para pemimpin daerah, larut dalam prosesi budaya yang menyatu dengan masyarakat.

“Hari ini kami bersama Forkopimda mengikuti kirab pusaka dari Desa Kamulan menuju pendapa, sebuah tradisi yang menghubungkan Trenggalek dengan sejarah panjangnya,” ujar Letkol Roy di sela kegiatan.

Kirab membawa tujuh pusaka bersejarah, antara lain dua Tombak Koro Welang, satu Tunggul Songsong Nogo, Panji Kabupaten Trenggalek, serta dua pusaka pemberian Keraton Ngayogyakarta. Pusaka-pusaka itu dipercaya sebagai simbol kepemimpinan, keberanian, sekaligus jati diri masyarakat Trenggalek.

Warga tampak antusias menyaksikan jalannya prosesi. Anak-anak, pemuda hingga orang tua larut dalam suasana kebersamaan, banyak di antaranya mengabadikan momen bersejarah ini dengan gawai. Bagi masyarakat, kirab pusaka bukan sekadar ritual adat, melainkan juga pesta rakyat yang memperkuat ikatan sosial.

Tema Neng-Ning-Nang yang diusung tahun ini menyimpan pesan mendalam. “Neng” berarti pengendalian diri, “Ning” mencerminkan kejernihan hati, dan “Nang” bermakna berbuat baik. Nilai-nilai itu diharapkan menjadi pedoman hidup masyarakat Trenggalek dalam menjaga harmoni sosial dan memperkuat karakter daerah.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur ARIFIN menegaskan bahwa tema tersebut adalah ajakan nyata. “Neng-Ning-Nang mengingatkan kita untuk menapaki masa depan dengan keteguhan moral, menjaga kebersamaan, serta membangun Trenggalek yang lebih maju,” ujarnya.

Kirab Pusaka dalam perayaan Puncak Hari Jadi ke-831 Kabupaten Trenggalek, Minggu (31/8/2025). (foto: Arwang)

Sejalan dengan itu, Letkol Roy menekankan pentingnya peran TNI dalam pelestarian budaya lokal. “TNI tidak hanya hadir dalam konteks pertahanan, tetapi juga menjaga kebudayaan. Kirab pusaka adalah warisan leluhur yang patut kita lestarikan bersama,” tegasnya.

Prosesi penerimaan pusaka di Pendapa Manggala Praja Nugraha berlangsung khidmat dengan doa bersama untuk keselamatan dan kemakmuran daerah. Kehadiran sesepuh, tokoh masyarakat, hingga generasi muda memperkuat makna kebersamaan lintas generasi.

Hari Jadi Trenggalek ke-831 pun menjadi momentum penting, meneguhkan bahwa budaya dan kearifan lokal tetap menjadi fondasi pembangunan. Dengan semangat “Neng-Ning-Nang”, masyarakat dan pemerintah daerah bertekad menjadikan Trenggalek semakin maju tanpa meninggalkan akar budayanya. (*)

Kontributor: Arwang

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular