
TRENGGALEK, CAKRAWARTA.com – Upaya mengangkat UMKM lokal agar mampu bersaing lebih luas terus digalakkan. Pada Senin (18/8/2025), tim akademisi dari Universitas Tulungagung (UNITA) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur mengunjungi dapur produksi sale pisang dan pisang koin milik Adi, pelaku UMKM di Desa Jajar, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek.
Dalam kunjungan itu, tim akademisi menyerahkan mesin pengaduk bumbu hexagonal untuk meningkatkan kapasitas produksi. Bantuan ini merupakan bagian dari program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) dari Kemendiktisaintek yang sudah berjalan sejak 2024.
“Ini adalah tahun kedua perjalanan program kami di Desa Jajar. Kami sudah mengenal baik perangkat desa dan juga Pak Adi selaku pemilik UMKM sale pisang dan pisang koin,” ujar Wahyu Dwi Lestari, dosen Teknik Mesin UPN “Veteran” Jatim sekaligus putri asli Desa Jajar yang memimpin tim akademisi dalam keterangannya pada media ini, Selasa (26/8/2025).
Adi mengaku selama ini produksi dilakukan secara tradisional dengan 10–15 pekerja. Sale pisang dan pisang koin produksinya dipasarkan hingga Malang, umumnya sebagai oleh-oleh wisata. “Selama ini kami jarang mendapat bantuan mesin. Semua masih dikerjakan manual. Bantuan mesin ini jelas akan sangat membantu,” ujarnya.
Tim akademisi juga menggandeng enam mahasiswa dari UNITA dan UPN “Veteran” Jatim untuk mendampingi UMKM lokal. Selama sepekan, mereka membantu promosi melalui konten media sosial Instagram agar produk desa lebih dikenal luas.

Menurut Mufida Diah Lestari, akademisi Agribisnis dari UNITA, pendampingan ini bukan program instan. “Pemberdayaan UMKM di Desa Jajar sudah kami rintis sejak 2024 bersama pemerintah desa, Pokdarwis Kumbokarno, dan Poktan Dewi Sri. Tahun ini kami melanjutkan dengan strategi yang lebih konkret,” ujarnya.
Selain memberikan bantuan mesin dan pelatihan promosi digital, tim UNITA-UPN Veteran Jatim juga akan melakukan simulasi paket wisata Agro-eco Cultural Tourism. Program ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi Desa Jajar untuk dikenal bukan hanya sebagai sentra sale pisang, tetapi juga destinasi wisata berbasis pertanian dan budaya. (*)
Editor: Abdel Rafi