JAKARTA – Publik Jakarta berpendapat bahwa calon alternatif yang muncul pada Pilkada DKI pada 2017 nanti bisa mengalahkan Ahok selaku petahana. Hal ini diperoleh dari survei terbaru yang dilakukan Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) yang diluncurkan di Jakarta hari ini, Senin (12/9/2016). Hendri Satrio, salah satu pendiri KedaiKOPI mengatakan hasil survei ini harus menjadi alarm bagi petahana.
“Dari 400 responden 82,8% berpendapat demikian, ini meningkat dari hasil survei Agustus lalu yang hanya berada di angka 74%,” ujar Hendri dalam keterangannya kepada pers.
Hendri menambahkan, tren penurunan juga terjadi pada tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintahan Ahok-Djarot di Jakarta yang turun tipis ke level 67,3% setelah sebelumnya berada di level 70%. Kepuasan ini juga berimbas pada elektabilitas petahana yang menempati posisi terendah sejak awal 2016.
Dilanjutkan Hendri, elektabilitas Ahok saat ini tercatat di 41,6%, Tri Rismaharini naik menjadi 30%, Rizal Ramli naik menjadi 8% mengungguli Sandiaga Uno yang hanya 7% dan Budi Waseso turun menjadi 1,3%.
Dikatakan dalam survei terbaru ini bahwa publik Jakarta berpendapat faktor yang dapat membuat Ahok kalah adalah ada calon alternatif yang kuat 40,3%, petahana tersandung kasus hukum 23%, bila hanya ada 2 pasang calon 8,8%, bila dukungan parpol berkurang 8,5% dan faktor bila ada koalisi PDIP-Gerindra 6,3%.
Saat ditanya siapa dari tokoh yang paling berpeluang mengalahkan Ahok, responden menjawab Tri Rismaharini (56,5%), Rizal Ramli (15,5%), Sandiaga Uno (8,3%) dan Budi Waseso (2%). Ini juga merupakan alarm bagi Sandi yang namanya mulai disaingi dan dilewati Rizal Ramli.
Satu lagi hal yang menarik, 76% responden mengatakan bahwa untuk pilihan politik keputusan ada di diri mereka sendiri, walaupun keluarga menempati tempat teratas untuk bertukar pikiran.
Untuk diketahui, survei KedaiKOPI dilaksanakan 2-5 September 2016 dengan metode wawancara tatap muka. Ada 400 responden yang terlibat pada survei ini tersebar proposional di 40 kelurahan di 6 Kabupaten/Kota di DKI Jakarta. Pemilihan sampel menggunakan metode sampel acak bertingkat dengan margin of error (MOE) sebesar +/- 4,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
(ss/bti)