Saturday, April 27, 2024
HomeGagasanLiputan KhususMengenang Yusuf Supendi, Generasi Pertama Gerakan Tarbiyah Hingga Bacaleg PDIP

Mengenang Yusuf Supendi, Generasi Pertama Gerakan Tarbiyah Hingga Bacaleg PDIP

Mantan Pendiri PKS, Yusuf Supendi meninggal dunia, Jumat (3/8/2018) pag pukul 06.00 WIB.

 

 

JAKARTA – Jumat (3/8/2018) pagi pukul 06.00 WIB, politisi senior Yusuf Supendi meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Yusuf sempat mewarnai pemberitaan tanah air dan menjadi kontroversi saat dipecat dari partai politik yang didirikannya sendiri, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2011 karena konflik internal. PKS sendiri merupakan kelanjutan dari Partai Keadilan yang dideklarasikan pertama kali pada 20 Juli 1998 di Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta.

Sebenarnya, Yusuf adalah salah satu generasi pertama dari gerakan Tarbiyah yang ada di Indonesia. Yusuf sendiri lahir di Bogor, tepatnya pada tanggal 15 Mei 1958.

Keluarganya merupakan keluarga besar ulama, dan pamannya, K.H. Sholeh Iskandar, merupakan ulama besar di Bogor. Yusuf Supendi memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Ibnu Hajar Bogor. Sejak kecil, Yusuf memang dikenal sebagai pribadi yang berani dan punya nyali.

Minat Yusuf untuk mendalami agama Islam  semakin meningkat setelah beliau melanjutkan pendidikannya di Pesantren Daruh Falah milik pamannya. Yusuf Supendi memiliki kemampuan mengingat yang luar biasa karena pada waktu itu, dibawah bimbingan K.H. Ahmad Rifai Yasin, beliau mampu menghafal seluruh Al-Quran hanya dalam waktu 11 bulan. Artinya beliau menjadi seorang Hafidz tidak sampai setahun.

Setelah lulus dari sekolah menengah pada tahun 1977, Yusuf Supendi bersikeras untuk pergi melanjutkan pendidikannya di Saudi Arabia. Syarat untuk ke Saudi tanpa orang tua adalah minimal berumur 19 tahun, sedangkan beliau pada waktu itu masih berumur 18 tahun. Namun Yusuf tetap bersikeras, dan beliau berangkat hanya dengan bermodal visa transit 3 hari. Tujuan pertama yang beliau datangi adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), dengan harapan mereka bisa membantu beliau untuk melanjutkan pendidikan di sana. Uniknya, sesampainya di KBRI, sang Duta Besar malah menyuruh beliau pulang.

Barulah pada tahun 1979, Yusuf Supendi bisa melanjutkan pendidikannya di Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh. Selain menjadi aktivis dakwah di Saudi, beliau juga pernah memegang posisi Ketua Ikatan Mahasiswa Asia Tenggara dan dari itulah Yusuf Supendi bisa mengenal banyak aktivis dakwah dari berbagai daerah. Pada tahun 1985, beliau berhasil menyelesaikan kuliahnya dan pulang kembali ke tanah air sekaligus meraih penghargaan sebagai Aktifis Kemahasiswaan Universitas Imam Muhammad Ibn. Yusuf menikah dengan Umi Widhiyani dan dikaruniai 5 anak.

Terjun Politik Praktis

Yusuf bersama Hilmi Aminudin dan Salim Assegaf al-Jufri akhirnya mendirikan gerakan yang lebih dikenal sebagai Gerakan Tarbiyah, cikal bakal dari partai Partai Keadilan yang kemudian pada 2003 menjadi Partai Keadilan Sejahtera.

Yusuf juga pernah menjadi Wakil Ketua dan anggota Dewan Syariah PKS periode 2000-2010. Pada periode 2004-2009, Yusuf juga pernah merasakan menjadi wakil rakyat dari Fraksi PKS dari Dapil IV (Kabupaten dan Kota Bogor) Jawa Barat dengan penempatan Komisi X.

Namun, 2010 Yusuf Supendi dipecat oleh Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq padahal waktu itu ia adalah anggota Majelis Syuro, lembaga tertinggi di PKS.

Pada 2011, Yusuf Supendi melaporkan Sekjen PKS Anis Matta yang kala itu menjadi Wakil Ketua DPR RI dan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq kepada Badan Kehormatan DPR RI. Bahkan menggugat 10 pimpinan PKS ke pengadilan, KPU dan Bawaslu tetapi semua gugatannya gugur.

Pada 2014, Yusuf berlabuh di Partai Hanura. Dia kembali maju di dapil yang sama tetapi gagal melenggang kembali ke Senayan. Setelah itu pemberitaan mengenai sosok yang dikenal teguh pendirian ini menghilang.

Nama Yusuf Supendi kembali menjadi kontroversial ketika, dirinya beserta sejumlah elit PDIP mendatangi mengadakan konferensi pers mengenai info dirinya yang akan menjadi caleg dari partai berlogo moncong banteng itu. Terang saja pemberitaan itu mendapatkan sorotan sejumlah media mengingat PDIP dan PKS dianggap memiliki pandangan politik berbeda terutama saat kasus penistaan agama yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Tetapi kelanjutan mengenai proses pencalegan Yusuf Supendi di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga menghilang. Menurut beritanya, Yusuf Supendi mengundurkan diri dari proses pencalegan tersebut. Sebelum sempat dikonfirmasi mengenai kebenaran beritanya, Yusuf Supendi dikabarkan dilarikan ke RSCM Jakarta dikarenakan faktor kelelahan dan akhirnya, Jumat (3/8/2018) pukul 06.00 WIB dikabarkan meninggal dunia.

(bm/bti)

RELATED ARTICLES

Most Popular