
MADIUN, CAKRAWARTA.com – Prestasi membanggakan datang dari Desa Banaran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Batik Banaran, hasil karya tangan dingin warga setempat, kini sukses menembus pasar ekspor hingga Jepang dan Australia. Keberhasilan ini tak hanya mengangkat nama desa kecil di Madiun, tapi juga menegaskan batik sebagai warisan budaya yang kini mendunia.
Kesuksesan Batik Banaran menarik perhatian banyak kalangan, termasuk Ketua Persit KCK Koorcab Rem 081 PD V/Brawijaya, Ny. Frieda Untoro. Rabu (10/9/2025) siang, ia menyambangi langsung galeri milik pasangan perajin batik, Suharwedi dan Roikhul Jannah. Bahkan, Frieda tak sekadar melihat, melainkan ikut mencoba proses membatik tulis bersama para pengrajin.
“Batik adalah warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Melestarikan batik berarti menjaga tradisi sekaligus memperkuat identitas bangsa yang kaya keberagaman budaya,” ujar Frieda.
Menurutnya, di era modernisasi, batik tidak boleh dipandang kuno. Justru, batik kini menjadi simbol kebanggaan dan gaya hidup masyarakat Indonesia. “Memakai batik itu keren. Jadi sudah tidak zamannya lagi menganggap batik ketinggalan zaman. Apalagi sekarang batik sudah mendunia,” tambahnya.
Frieda juga menekankan bahwa pelestarian batik tak hanya soal budaya, tetapi juga bernilai ekonomi. Batik Banaran yang berhasil menembus pasar internasional membuktikan bahwa produk lokal bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah sekaligus memperkuat perekonomian nasional.
Sebagai informasi, Suharwedi dan Roikhul Jannah yang berada di balik lahirnya Batik Banaran awalnya dikenal sebagai penggiat seni rupa dan lukis. Dari kecintaan mereka pada seni itulah lahir motif-motif batik khas Banaran yang kini diakui memiliki nilai tinggi dan daya tarik global. (*)
Kontributor: Arwang
Editor: Abdel Rafi



