Saturday, June 14, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusWisuda 998 Mahasiswa, Rektor Unair: Kondisi Pasca Pandemi Mengubah Banyak Hal!

Wisuda 998 Mahasiswa, Rektor Unair: Kondisi Pasca Pandemi Mengubah Banyak Hal!

Suasana Wisuda ke-232 Universitas Airlangga Surabaya, Sabtu (3/6/2023). (foto: rafel/cakrawarta)

SURABAYA – Gedung Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C Universitas Airlangga (Unair) menjadi saksi wisudawan-wisudawan berprestasi dan inspiratif Unair, Sabtu (3/6/2023).

Wisuda ke-232 Unair kali ini meluluskan total 998 wisudawan. Rektor Unair, Prof. M Nasih membuka prosesi wisuda dengan mengucapkan selamat pada wisudawan.

“Capaian anda hari ini adalah sebuah proses perjuangan panjang dan melelahkan. Bahkan sebagian dari anda melaluinya dengan penuh duka dan berdarah-darah. Sekali lagi kami ucapkan selamat pada anda semua, wisudawan yang berbahagia,” ucap Nasih yang disambut tepuk tangan meriah wisudawa yang hadir.

Nasih, Guru besar di bidang Ekonomi tersebut berpesan bahwa tantangan ke depan berbeda dengan tantangan 3-4 tahun sebelum pandemi.

“Tantangan kita ke depan luar biasa, berbeda dengan tantangan 3-4 tahun lalu. Kondisi pasca pandemi mengubah banyak hal, maka dari itu menjadi pribadi yang agile, mampu merespon tuntutan dan kondisi dengan cepat maka akan menjadi orang yang berhasil,” imbuhnya.

Nasih melanjutkan, bahwa almamater Unair bukanlah almamater yang bisa diremehkan menilik prestasi-prestasinya.

“Unair dalam kontribusi pemberantasan kemiskinan, berada di posisi ke-13 dunia dari ratusan universitas di seluruh dunia. Jadi, Unair bukan universitas ecek-ecek,” tandas Nasih.

Dalam edisi wisuda kali ini juga terdapat wisudawan S3 termuda yang berusia 24 tahun 5 hari melalui program fast track, berasal dari prodi Farmasi, Fakultas Farmasi. Wisudawan bernama Maria Aprilia Gani ini pun menceritakan perjuangan mencapai gelar doktoralnya tersebut.

“Salah satu tantangan yang saya hadapi adalah tantangan lingkungan baru. Selain penelitian di Surabaya, saya juga melakukan penelitian di Korea Selatan selama 6 bulan, lalu penelitian di Prancis selama 3,5 bulan. Perbedaan budaya dan bahasa tentu cukup menyulitkan. Apalagi kedua negara tersebut tidak punya budaya (berbahasa, red) Inggris.” ujar Rizkia.

Selain itu, di tengah sambutannya, Nasih mengundang beberapa mahasiswa untuk berbicara di podium. Salah satunya, Yolan, mahasiswi prodi Ilmu Politik angkatan 2017, meski tak lulus sesuai target (4 tahun) ia tetap percaya dan memotivasi mahasiswa lainnya untuk berprestasi dan menebar manfaat.

“Percayalah, mungkin sekarang kita belum bisa memberikan prestasi pada almamater. Tapi, percayalah 10 tahun lagi kita akan memberikan prestasi pada almamater dan menebar manfaat,” ucap Yolan memotivasi.

Terakhir, wisuda ini dihadiri beberapa tokoh di antaranya Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur periode 2008-2018, Teguh Sudarto. Lalu wisuda kali ini juga terdapat mahasiswa-mahasiswa luar negeri, seperti Malaysia, Myanmar, Lituania, hingga Pakistan.

(rafel/bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular