Friday, March 29, 2024
HomePolitikaNasionalSoal Usulan Memecat Enzo, ISESS: Sebenarnya Kita Waspada, Parno Atau Apa?

Soal Usulan Memecat Enzo, ISESS: Sebenarnya Kita Waspada, Parno Atau Apa?

Direktur Eksekutif ISESS (Institute for Security and Strategic Studies), Khairul Fahmi.

SURABAYA – Rabu (7/8/2019) Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Sisriadi menyebutkan bahwa pihaknya tengah memeriksa dan mendalami informasi yang menyebutkan bahwa taruna Akademi Militer (Akmil) keturunan Prancis Enzo Zenz Ellie terindikasi simpatisan ormas HTI. Hal tersebut disampaikan Sisriadi, menjawab pertanyaan awak media pasca viralnya informasi di media sosial yang menyatakan bahwa Enzo diduga kuat merupakan pendukung atau simpatisan ormas yang telah dinyatakan dilarang tersebut.

Dalam menjawab kegaduhan soal Enzo itu, pengamat kemiliteran sekaligus Direktur Eksekutif ISESS (Institute for Security and Strategic Studies) Khairul Fahmi menilai ada 3 (tiga) kemungkinan yang dapat dibaca. Pertam, bahwa TNI belum mampu melakukan penelitian khusus (litsus) alias screening media sosial. Mengingat langkah TNI yang sedang bekerjasama dengan Badan Intelijen Strategis (BAIS) untuk menindaklanjuti kisruh media sosial terkait Enzo tersebut.

“Bisa juga dibaca bahwa TNI sudah mampu melakukan screening tersebut tapi tidak melihatnya sebagai potensi ancaman,” ujar Fahmi kepada cakrawarta.com, Rabu (7/8/2019) sore.

Sementara poin ketiga, menurut alumnus Universitas Airlangga itu, TNI bisa jadi sudah mengidentifikasi terkait Enzo tetapi tetap  meloloskannya dengan pertimbangan tertentu, misal sebagai bentuk kontra propaganda.

“Kalau menurut saya sih dalam situasi dia sudah berada di lembaga pendidikan, mending diteruskan saja dengan pemantauan intensif. Karena belum tentu juga anak ini benar-benar berpotensi menjadi ancaman,” imbuhnya.

Memecat calon Taruna yang menguasai 4 bahasa asing itu   hanya akan mengalienasi, menambah kebencian dan dendam. Jika begitu justru menurut pria murah senyum ini, akan jauh lebih berbahaya.

“Lagipula, kok jadi meragukan kemampuan indoktrinasi militer? Ada komunitas pajang buku komunis, dirazia. Ada taruna bawa bendera HTI, pecat. Sebenarnya kita ini waspada, parno atau apa sih?” pungkas Fahmi dengan nada retoris.

(bus/tni)

RELATED ARTICLES

Most Popular