
BANDUNG, CAKRAWARTA.com – Dalam sebuah naskah pidato Idul Fitri 1 Syawal 1445 H, Amir Hizbut Tahrir (HT), Atha Abu Rusytah, kembali mengangkat isu agresi Israel di Gaza. Seruannya, seperti biasa, terdengar lantang, menyentuh, dan penuh semangat jihad. Namun, menurut Ayik Heriansyah, Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat, semangat itu tampaknya hanya tinggal di naskah dan tak pernah sampai ke medan tempur.
Dalam sebuah pernyataan tajam yang dilontarkan Ayik, Amir HT disebut sebenarnya mampu mengirim hingga 10 batalyon pasukan ke Gaza, andai saja seruannya lebih dari sekadar slogan. “Atha Abu Rusytah bukan hanya muslim biasa. Ia warga Palestina asli, pemimpin tertinggi Hizbut Tahrir, dan punya ribuan pendukung di kawasan sekitar Gaza,” ujar Ayik dalam keterangannya, Senin (16/6/2025) pagi.
Faktanya, menurut Ayik, di kota Amman, Yordania, saja pada 2008 terdapat lebih dari 2.000 anggota HT. “Itu cukup untuk 3 batalyon dari Amman saja. Belum yang di Tepi Barat, Lebanon, Suriah, Mesir, hingga Irak,” tambahnya. Jika dihitung dari seluruh jaringan HT di dunia, termasuk Indonesia, angka 10 batalyon dianggap bukan mustahil, asal benar-benar serius.
Namun, dalam kenyataannya, pasukan itu belum pernah terlihat. Seruan demi seruan dikeluarkan, tapi Gaza tetap terbakar tanpa satu pun batalyon Tahririyah mendarat.
“Amir HT tahu solusinya jihad, tapi tak bergerak. Kenapa? Karena beban ambisi pribadi lebih berat ketimbang panggilan jihad. Ia ingin kekuasaan, bukan kemenangan untuk Gaza,” sindir Ayik dengan nada getir.
Menurutnya, selama yang diperjuangkan Hizbut Tahrir adalah khilafah versi mereka sendiri –Khilafah Tahririyah- dan bukan Khilafah Rasyidah yang otentik, maka seruan-seruan mereka hanya akan menjadi “angin lalu di siang bolong”.
“Disiarkan berkali-kali, digaungkan berjuta kali, tetap tak menimbulkan getar apa pun di bumi Gaza. Seru, tapi semu,” tutup Ayik, menyiratkan ironi dari suara lantang yang tak pernah menjelma tindakan.(*)
Editor: Tommy



