
PAMEKASAN, CAKRAWARTA.com – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur turun langsung ke Madura untuk mengajak jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Madura Raya menjaga keteduhan organisasi dan memperkuat struktur hingga tingkat ranting. Langkah tersebut ditempuh agar NU tetap fokus berkhidmah kepada umat di tengah dinamika organisasi.
Ajakan itu disampaikan Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz saat silaturahmi dengan PCNU se-Madura Raya yang dipusatkan di Kantor PCNU Pamekasan, Rabu (24/12/2025). Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir beserta jajaran pengurus wilayah.
“Silaturahmi atau turba ini merupakan wujud nyata pendampingan. Struktur NU harus hadir mendampingi umat. Soal dinamika di tingkat pusat, kami mendorong dialog dan penyelesaian yang bijak,” ujar KH Abdul Hakim Mahfudz dalam keterangannya, Kamis (25/12/2025).
Dalam pertemuan itu, PWNU Jatim menekankan pentingnya menjaga suasana teduh dalam berorganisasi serta mengarahkan energi gerakan pada pelayanan umat. Selain konsolidasi organisasi, PWNU Jatim juga mendorong sinergi dan replikasi program pemberdayaan ekonomi antarcabang.
“Kemandirian ekonomi merupakan tulang punggung gerakan. Inovasi digital dan unit usaha yang sudah berjalan di daerah perlu saling menguatkan,” imbuh KH Abdul Hakim Mahfudz.
PWNU Jatim turut mengapresiasi sejumlah inisiatif PCNU di Madura. Salah satunya Program Lailatul Ijtima’ yang dijalankan PCNU Bangkalan. Ketua PCNU Bangkalan KH Makki Nashir menyebutkan, program tersebut menjadi langkah preventif dalam menjaga akidah masyarakat.
Ketua PCNU Pamekasan KH Muchlis Natsir menyambut positif kehadiran PWNU Jatim yang turun langsung ke basis. Menurut dia, langkah tersebut penting untuk menyelaraskan gerak organisasi dalam merespons dinamika di tingkat akar rumput.
“PWNU hadir langsung ke bawah. Ini penting agar langkah organisasi seirama,” ujarnya.
PCNU Pamekasan juga melaporkan progress pengelolaan aset organisasi, antara lain pengupayaan tanah milik keluarga untuk pembangunan masjid dan kampus, serta kelanjutan pembangunan kantor cabang yang saat ini memasuki tahap pengurukan.
“Tidak ada sejengkal tanah wakaf atau aset NU yang lepas dari pengelolaan organisasi,” kata KH Muchlis Natsir.
Dalam kesempatan itu, PCNU Pamekasan memperkenalkan Program NUsantara (NU Sapa dan Menata Ranting), yakni gerakan verifikasi dan pembinaan terhadap 301 ranting di bawah 20 Majelis Wakil Cabang (MWC). Program ini ditujukan untuk memperkuat struktur NU di tingkat paling dasar.
Di bidang ekonomi dan pelayanan umat, PCNU Pamekasan melalui Lembaga Taujih wa Mursyid NU (LTMNU) mengembangkan aplikasi pengelolaan kemakmuran masjid, termasuk sistem pembayaran parkir digital berbasis QRIS. Sementara melalui Lembaga Perekonomian NU (LPNU), PCNU Pamekasan mengembangkan usaha air minum dalam kemasan “Nusaqu” serta penguatan BMTNU sebagai model pemberdayaan ekonomi berbasis kelembagaan.
Ketua PCNU Sumenep KHM Widadi Rahim menegaskan komitmen kepengurusan baru untuk merawat tradisi, menjaga aset umat, dan melanjutkan estafet perjuangan NU. Ia melaporkan pengelolaan aset tanah lebih dari tiga hektare yang direncanakan untuk pembangunan rumah sakit, serta tambahan hibah lahan dari kalangan pengusaha.
Sementara itu, Ketua PCNU Sampang KH Moh Itqan Bushiri melaporkan pelaksanaan program Turba NU Sampang Menata Ranting sebagai bagian dari konsistensi penguatan struktur di tingkat bawah.
Sejumlah tantangan juga mengemuka dalam silaturahmi tersebut, antara lain eksodus guru potensial ke sekolah negeri, perlunya kejelasan surat keputusan bagi pengurus tingkat bawah, serta upaya reklamasi aset lembaga pendidikan NU yang sempat berpindah kepemilikan.
Menutup pertemuan, PWNU Jatim menegaskan kembali pentingnya penguatan pilar struktural NU sebagai pelayan NU kultural di berbagai bidang mulai dari pendidikan, ekonomi, kesehatan, hingga pelayanan sosial, demi kemaslahatan umat dan keberlanjutan organisasi. (*)
Kontributor: Cak Edy
Editor: Abdel Rafi



